Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Jenderal Gatot: Saya Tidak Dipecat Tapi Digantikan

Jenderal Gatot Nurmantyo mengajak untuk senantiasa bersyukur dan berpikir positif itu justru mengatakan berterima kasih kepada Presiden Jokowi.

zoom-in Jenderal Gatot: Saya Tidak Dipecat Tapi Digantikan
Nurmulia Rekso Purnomo/Tribunnews.com
Mantan Panglima TNI, Jenderal TNI. Gatot Nurmantyo, di acara serah terima jabatan (sertijab) sejumlah jabatan TNI AD, di Mabes TNI AD, Jakarta Pusat, Senin (15/1/2018). 

TRIBUNNEWS.COM, INDRAMAYU - Mantan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menepis anggapan dirinya dipecat oleh Presiden Joko Widodo.

Menurut Jenderal Gatot, dia bukan dipecat melainkan digantikan posisinya sebagai Panglima TNI oleh Marsekal Hadi Tjahjanto

"Saya tidak dipecat. Tapi digantikan," ujar Jenderal Gatot Nurmantyo saat memberikan kuliah umum di pesantren Ma'had Al Zaitun, Indramayu, Jawa Barat, Jumat(9/2/2018).

Jenderal Gatot Nurmantyo mengajak untuk senantiasa bersyukur dan berpikir positif itu justru mengatakan berterima kasih kepada Presiden Jokowi.

Pasalnya, Presiden Jokowi dia nilai secara tidak langsung telah menyelamatkan dirinya.

Jenderal kelahiran Tegal, Jawa Tengah ini menceritakan ihwal penggantian Khalid bin Walid era Khalifah Umar bin Khatab.

Penuturan Jenderal Gatot itu disampaikan saat merespon pertanyaan dalam acara kuliah umum itu. Salah seorang peserta menanyakan mengapa dia dipecat sebagai Panglima TNI. 

Berita Rekomendasi

Berikut isi pidato Jenderal Gatot Nurmantyo saat menjawab pertanyaan tersebut yang videonya juga telah tersebar di media sosial. 

Saya tidak dipecat. Tapi digantikan. Tapi seperti saya katakan tadi kita harus senantiasa bersyukur dan berpikiran positif. (Jenderal Gatot mulai menceritakan penggantian Khalid bin Walid-red).

Pada saat itu panglima perang langsung menghadap panglima tertingginya. Assalamualaikum Wr Wb. Hai amirul mukiminin, mengapa saya dipecat.

Lalu dijawab. Walaikumsalam Wr Wb. Memang benar kamu saya pecah hai Khalid. Kalau masalah dipecat itu ya biasa saja. Tapi apakah saya punya kesalahan.Kamu tidak punya kesalahan.  Terus mengapa? Apakah saya ada yang kurang dalam menjalankan tugas sehingga harus dipecat. Apakah saya punya kesalahan. Khalid, kamu adalah panglimaku yang terbaik. (Sebanyak-red) 100 kali berperang kamu tidak pernah kalah dan selalu menang. Hanya permasalahannya, karena kamu selalu menang dengan gemilang, rakyat semua mengelu-elukan kamu dimana-mana dan itu sangat dekat sekali dengan kesombongan. Maka kamu saya pecat. Untuk menunjukkan tidak usah Allah, hanya Umar saja bisa memecat kamu. Sehingga kamu sadar bahwa kesombongan itu bisa menjadi api neraka untuk kamu. Maka Khalid meneteskan air mata. Dan besoknya dia ikut berperang bersama yang lainnya. Namun banyak prajuritnya yang heran. Seorang panglima diberhentikan diganti oleh yuniornya namun tetap mau ikut berperang. Kemudian (para prajurit-red) bertanya. 

Hai Khalid mengapa kamu mau berperang dengan dipimpin oleh anak buah kamu? Saya berperang bukan untuk mencari jabatan. Tapi saya berperang untuk agama dan negara saya. 

Saya mencontoh itu seperti yang saya katakan tadi. Bahwa Allah senantiasa memberikan yang terbaik bagi setiap umatnya.Jadi sekali lagi saya tidak dipecat. Justru saya berterima kasih kepada pak Jokowi. Karena secara tidak langsung telah menyelamatkan saya. Dan saya punya waktu untuk ke sini.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas