Tak Mudah Bagi Agus Memaafkan Pelaku Aksi Terorisme yang Membuatnya Harus Dioperasi Berkali-kali
Tidak semua mantan narapidana terorisme dan korban yang hadir dalam acara tersebut berani secara gamblang menyampaikan keluh kesahnya.
Penulis: Amriyono Prakoso
Editor: Dewi Agustina
"Mereka sudah memaafkan. Ternyata memaafkan lebih baik, dibanding dengan menyimpan dendam," ujarnya.
Ia juga bersyukur karena dirinya dapat diterima kembali setelah keluar dari penjara karena kasus terorisme.
Bahkan, ia mengaku didapuk menjadi Ketua Forum Umat Islam Bersatu di Sulsel.
Seorang korban bom JW Marriot 1, Agus Suaersih juga mengaku sulit untuk memaafkan para pelaku.
Sebab, aksi kelompok teroris yang terjadi pada tahun 2003 membuatnya harus menjalani operasi wajah berkali-kali hanya untuk proses penyembuhan.
"Sembilan tahun lah saya tidak bisa memaafkan mereka. Hari ini pun, sebenarnya, kami masih trauma melihat para pelaku," ucapnya.
Bayangan saat kejadian waktu itu, kembali terulang di benak Agus.
Baca: Budi Waseso Akhiri Tugas Seperti Matahari
Ia masih ingat betul detik-detik saat dirinya sedang membereskan meja gerai kopi di dalam hotel JW Marriot Kuningan Jakarta Selatan hingga terjadi ledakan hebat yang meluluhlantakkan tempatnya bekerja.
"Iya, masih sangat terbayang. Apalagi, teriakan teman-teman saat itu. Sulit bagi saya menjalani hidup ke depannya," tutur dia.
Meski begitu, ia mengakui peristiwa itu sudah berlalu lama.
Ia juga telah mulai memberanikan diri bertemu para pelaku saat mengikuti sebuah forum pertemuan korban dan mantan teroris yang diselenggarakan sebuah LSM pada 2012.
Di situ, wanita berusia 41 tahun tersebut, mulai untuk memaafkan para pelaku.
"Iya, pelan-pelan mencoba memaafkan," ucapnya pelan. (Tribun Network/amriyono/dtc/coz)