Dokter dan Manajemen RS Bikin Grup WhatsApp untuk Bahas Penanganan Setya Novanto
"Waktu itu dibentuk grup baru karena masuknya Setya Novanto," kata dokter Alia kepada jaksa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Penulis: Gita Irawan
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Karyawan PT Selaras yang bergerak di bidang alat kejut jantung bernama Alia menyebutkan dalam kesaksiannya bahwa ia bersama beberapa petugas Rumah Sakit Medika Permata Hijau membuat grup aplikasi pesan WhatsApp untuk berkoordinasi dalam penanganan pasien atas nama Setya Novanto.
Alia dihadirkan Jaksa Penuntut Umum Komisi Pemberantasan Korupsi (JPU KPK) dalam kapasitasnya sebagai saksi fakta yang saat itu bertugas sebagai Pelaksana Tugas Sementara Manajer Pelayanan Medis RS Medika Permata Hijau menggantikan dr. Muti yang sedang sakit ketika terdakwa kasus korupsi KTP Elektronik Setya Novanto mengalami kecelakaan pada Kamis (16/11/2017).
Hal itu dikatakan dokter Alia saat bersaksi di Pengadilan Tipikor pada Kamis (15/3/2018) dalam kasus terdakwa perintangan penyidikan tersangka korupsi KTP Elektronik Setya Novanto, Fredrich Yunadi.
"Waktu itu dibentuk grup baru karena masuknya Setya Novanto," kata dokter Alia kepada jaksa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Baca: Pengakuan Dokter IGD Soal Intervensi Pengacara Setya Novanto, Pesan Diagnosis Sebelum Pasien Datang
Di hari kecelakaan Novanto, ia baru mengetahui bahwa pasien bernama Setya Novanto jadi masuk ke kamar 323 RS Medika Permata Hijau dari grup WhatsApp tersebut.
Baca: Hacker Surabaya Serang LA, Bikin Geram Departemen Kehakiman AS
Karena ketika hendak pulang sekitar pukul 18.30 WIB, ia tidak tahu perihal jadi atau tidaknya Novanto dirawat.
"Saya baru tahu dari grup WA (WhatsApp) itu, karena setelah salat maghrib saya sudah pulang," ungkapnya.
Kemudian ia menghubungi kembali dr. Bimanesh untuk memastikan Novanto telah dirawat di kamar 323 tersebut.
"Setelah pulang saya menghubungi dr. Bimanesh untuk memastikan kalau pasiennya (Setya Novanto) sudah masuk," ungkapnya.
Kerena menurutnya, dr. Bimanesh tidak ada di dalam grup WhatsApp tersebut.
Sebelumnya, ia menerangkan bahwa terdakwa di kasus yang sama dengan Fredrich dr. Bimanesh sempat menelponnya pada jam 11 siang di hari yang sama.
Menurut kesaksiannya, Bimanesh yang ketika itu sedang tidak ada jadwal jaga di RS Medika Permata Hijau memintanya untuk menyiapkan sebuah kamar atas nama pasien Setya Novanto yang saat itu merupakan Ketua DPR dengan diagnosis hipertensi berat, gangguan jantung, dan gangguan pencernaan.