Fakta Soal Kematian Mantan Wakapolda Sumut: Kaki Terikat, Penyebab Kematian, Hingga Bukti Signifikan
"Sudah mendapatkan bukti yang signifikan. Dalam waktu dekat bisa terungkap," ujar Setyo
Penulis: Adi Suhendi
Asfuri juga belum memastikan apakah luka sayat di kedua tangan purnawirawan perwira Polri itu berasal dari silet tersebut.
Kendati demikian, tepat di ruangan tempat silet itu ditemukan, terdapat bercak darah korban.
"Kita belum tahu, apakah itu yang digunakan atau bukan," jelasnya.
Karenanya, Asfuri belum memastikan apa yang terjadi sesaat sebelum meninggalnya purnawirawan tersebut.
Termasuk kemungkinan ada upaya pembunuhan kepada bapak dua anak itu.
"Belum, kita masih dalami, kami belum bisa memberikan kesimpulan seperti itu. Kami masih dalami. Tapi kita jelaskan kita akan sidik jari dengan jalan lain," ungkapnya.
4. Kematian akibat tulang rusuk patah
Kepolisian memastikan kematian Kombes Pol (Purn) Agus Samad akibat patahan tulang rusuk menembus jantungnya.
Penyebab kematian itu terkuak setelah penyidik mendapat hasil otopsi dari dokter forensik yang menangani.
Racun serangga yang ditemukan di sekitar TKP, Sabtu (24/2/2018) diduga untuk kamuflase sehingga terkesan mantan Irwasda Polda Jatim ini bunuh diri.
Begitu pula silet yang ditemukan juga disinyalir untuk mengelabui petugas.
Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Frans Barung Mangera, menjelaskan kematian Agus Samad tidak disebabkan racun serangga.
Karena saat dilakukan otopsi racun itu tidak masuk sampai lambung tapi sampai di tenggorokan saja.
"Tidak sampai masuk ke lambung. Yang menyebabkan kematian korban adalah tulang rusuknya patah lalu menusuk jantung," tutur Kombes Frans Barung, Sabtu (3/3/2018).
Kepolisian pun mencari penyebab patahnya tulang rusuk bagian kiri korban.
Ada sekitar 6 tulang rusuk yang patah.
5. Polisi temukan bukti signifikan
Setelah beberapa pekan menjadi misteri, tewasnya mantan Wakapolda Sumatera Utara Kombes (Purn) Agus Samad, mengalami perkembangan terbaru.
Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto mengatakan pihaknya telah menemukan bukti-bukti signifikan.
Ia pun menyebut dalam waktu dekat kasus ini bisa segera terungkap.
"Sudah mendapatkan bukti yang signifikan. Dalam waktu dekat bisa terungkap," ujar Setyo usai media gathering di Mako Brimob Polri, Kelapa Dua, Depok, Rabu (28/2/2018).
Bukti tersebut didapat dari kolaborasi antara penyidik Polres Kota Malang yang dibantu oleh personel Laboratorium Forensik Polda Jawa Timur serta bantuan K-9.
Namun, Setyo tak mau mengungkap bukti yang ia sebut signifikan tersebut.
"Polres Malang dilibatkan, juga bantuan teknis Labfor dan anjing pelacak," kata Setyo.
"(Demi) Alasan kerahasiaan pengembangan perkara itu, belum bisa diungkap secara rinci," sambungnya lagi.
Mengenai apakah korban dibunuh atau bunuh diri, Setyo enggan menjawab.
Ia mengatakan jika hal itu sudah masuk ke dalam ranah substansi perkara.
"Itu sudah masuk substansi perkara. Tapi yang jelas, sudah diupayakan itu dengan bantuan-bantuan teknis," tukasnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.