Penambahan Kursi Pimpinan MPR Rawan Gugatan
"Kita potensi digugat orang, karena belum apa-apa juga dari fraksi PPP sudah menyampaikan surat,"
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua MPR RI Mahyudin menilai penambahan tiga kursi pimpinan MPR rawan gugatan setelah Undang-undang MPR, DPR, DPD, dan DPRD (UU MD3) hasil revisi berlaku .
Gugatan tersebut ia prediksi berasal dari sejumlah fraksi di MPR.
Seperti yang dilakukan Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang telah menyampaikan surat protes terkait penambahan kursi pimpinan MPR.
Baca: Geledah Kantor DPRD dan Dinas PU Bengkalis, KPK Sita Delapan Kontainer Dokumen Proyek Jalan
"Kita potensi digugat orang, karena belum apa-apa juga dari fraksi PPP sudah menyampaikan surat," ujar Mahyudin, di Gedung Nusantara III DPR RI, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (21/3/2018).
Ia menjelaskan, gugatan dari PPP itu karena mengacu pada suara hasil pemilu 2014.
PPP menilai seharusnya pengisi dari penambahnan ketiga kursi itu berasal dari partai politik (parpol) yang memenangkan suara terbanyak.
Baca: SBY: Dulu Saya Memimpin, Kurang Apa Dikritik, Dihujat, Dihajar, Tapi Pemerintahan Tidak Jatuh
Perolehan tersebut seharusnya pada peringkat satu, tiga dan enam.
Menurut PPP, kata Mahyudin, Partai Amanat Nasional yang menempati urutan keenam, bukan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
"Suara hasil Pemilu 2014 lalu dan ternyata suara keenam menurut tafsir kan fraksi PAN, ini yang disampaikan oleh protes PPP, jadi kursi lebih banyak PAN, tapi kalau suara lebih banyak PKB," jelas Mahyudin.
Baca: SBY: Kepada Pak Luhut, Kurangi Pernyataan Bernada Ancaman
Wakil Ketua Dewan Pakar Partai Golkar itu mengaku pembahasan hal gugatan tersebut akan dirapatkan dalam rapat gabungan antara Pimpinan MPR, lalu pimpinan fraksi di MPR dan juga DPD.
"Nanti siang kita rapatkan, di Ruang GBHN," kata Mahyudin.
Berkaitan dengan posisi Mahyudin sebagai Wakil Ketua MPR RI, santer terdengar kabar bahwa 'kursinya digoyang' dan dirinya akan digantikan oleh Siti Hediati Hariyadi atau akrab disapa Titiek Soeharto.
Pembahasan mengenai penggantian tersebut dikabarkan telah dibahas oleh internal partai yang kini dipimpin Airlangga Hartarto yang juga menjabat sebagai Menteri Perindustrian RI itu.