Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Luhut: Kepemimpinan Airlangga Hartarto Membuat Optimistis

Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengingatkan kepada kader Golkar untuk tetap menjaga kekompakan dan soliditas.

Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Luhut: Kepemimpinan Airlangga Hartarto Membuat Optimistis
Istimewa
Luhut Pandjaitan dan Sekjen Golkar Lodewijk Paulus 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengingatkan kepada kader Golkar untuk tetap menjaga kekompakan dan soliditas.

Menurutnya, dengan leadership Ketua Umum Golkar saat ini dijabat Airlangga Hartarto memperlihatkan optimisme.

Baca: Probosutedjo Pernah Bilang Banyak Orang Tak Percaya Statusnya sebagai Adik Pak Harto

"Saya lihat hasil leadership Airlangga beberapa bulan ini dan ke depan tim work akan semakin bagus. Golkar lebih matang, banyak kader. Saya yakin kalau begini terus, perolehan suara nantinya akan lebih baik dari tahun 2014," kata Luhut wartawan usai menghadiri Orientasi Fungsionaris Pusat Partai Golkar 2018 di Hotel Red Top, Jakarta Pusat, Minggu (25/3/2018) malam.

Luhut mengatakan, jika seluruh kader Golkar kompak, maka tentunya elektabilitas partai juga akan naik.

Dirinya menilai bukan tidak mungkin, bisa mendapat perolehan suara hingga diatas 18 persen.

“Kalau kompak, akan naik elektabilitas. Kalau bergerak bagus, Golkar akan bisa lebih baik dari tahun 2014. Bisa memenuhi 18 persen bahkan lebih,” katanya.

Berita Rekomendasi

Sementara soal ada kader Golkar yang hengkang ke partai lain, Luhut menyebut hal itu kembali kepada personal masing-masing orang.

"Itu hak mereka (keluar)," katanya.

Dalam pembekalan calon legislatif (caleg) Golkar angkatan pertama tahun ini, Luhut sempat menyinggung soal kader yang keluar atau pindah dari partai Golkar.

"Jaga nama baik Golkar. Jangan dikit-dikit mau pindah. Kalau beda sedikit pindah, kalau ngak dapat maunya, pindah. Kampungan menurut saya itu," katanya

Walaupun Luhut menyebut bahwa berpindah partai itu hak setiap kader, namun etika berpolitik hendaknya tetap harus dijaga.

" Kita itu ada etika berpartai, berpoliitk, apalagi kalau sudah menikmati pernah menjadi pejabat publik gara-gara Golkar, kemudian meninggalkan Golkar. Itu tidak militan. Ada waktunya. Kita jangan mau enaknya saja dong. Saya juga nanti ada waktunya tidak jadi menteri, ya sudah. Be Yourself, please. Jangan gampang aja (pindah-pindah), kampungan menurut saya itu," katanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas