Laporan Wartawan Tribunnews.com, Taufik Ismail

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Dewan Penasehat Partai Gerindra Muhammad sayfii mengatakan saat ini partainya sedang menggodok sejumlah nama untuk menjadi Calon Wakil Presiden Prabowo Subianto pada Pemilu 2019 mendatang.

Bahkan sekarang ini menurutnya, Cawapres Prabowo sudah mengerucut menjadi tiga nama.

‎"(Cawapres) dibahas sejak lama. bahkan dari mulai 15 nama menjadi lima nama, sampai tiga nama itu prosesnya sangat panjang," ujar Syafii di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa, (27/3/2018).

Baca: Gerindra: Jika Jokowi Salah Pilih Wakil, Bisa Bubar juga Partai Koalisinya

Syafii enggan menyebutkan siapa tiga nama tersebut.

Termasuk latar belakang mereka yang menjadi calon kuat pendamping Prabowo. Menurutnya masih terlalu dini mengumumkan pasangan Prabowo sekarang ini.

"Oh tidak boleh (diumumkan). saya bilang prematur. tidak boleh dikasih tahu. Itu nanti," tuturnya.

Menurut Syafii, penentuan Cawapres Prabowo sangat bergantung pada partai mitra koalisi‎.
Sebab, Gerindra tidak bisa mengusulkan sendiri calon presiden pada Pemilu mendatang.
Gerindra saat ini memiliki 73 kursi,kurang 39 kursi sehingga butuh partai koalisi untuk dapat mengusung Prabowo bersama Cawapresnya.

"Karena tidak bisa memutuskan sendiri karena itu yang akan menjadi calon wakil presden yang akan mendampingi pak Prabowo. Ini Kalau kita melihat dari segi kredibilitasnya tapi tidak bisa dilepaskan dari akseptabiktas dari partai-partai koalisi," katanya.

Baca: Eks Panglima TNI Nilai Wacana Duet Prabowo-Gatot di Pilpres Tidak Ideal

Meskipun telah mengerucut pada tiga nama, Syafii mengatakan Cawapres Prabowo masih sangat dinamis.

Semua nama yang selama ini santer disebutkan akan maju dalam Pilpres mendatang sangat berpeluang untuk menjadi Cawapres Prabowo.

‎"Saya kira semuanya masih sangat mungkin bukan cuma Anies. Anies Baswedan bisa, Anies Matta bisa. Anis aja sudah ada dua. Tapi yang jelas kita sedang memproses karena mencalonkan pak Prabowo sebagai presiden bagi Gerindra itu harga mati," pungkasnya.