66 Tahun Kopassus, Kisah Mualaf Belanda yang Jadi Komandan Pertama Para Pasukan Elit Baret Merah
Namanya Idjon Djanbi. Ya, bagi para pasukan Baret Merah, nama ini memang dikenal keramat.
Editor: Aji Bramastra
Kegiatan ini kerap kali membuat kakek dan neneknya kewalahan mengawasinya.
Meski demikian, ia dikenal cerdas.
Prestasi akademis di sekolahnya lumayan baik.
Beberapa gunung di Eropa telah ia daki, antara lain Gunung Snowdon dan Ben Nervis (Inggris), Mont Blanc (Swiss), beberapa gunung di Jerman Selatan.
Gunung-gunung di Indonesia pun tak luput dari perhatiannya, seperti Lawu, Merapi, dan Bromo.
Lingkungan keluarga petani membentuk minatnya pada bidang agraria.
Ia menjadi pengusaha ekspor impor bidang agraria dan holtikultura (tanaman hias) tahun 1935-1940.
Perang Dunia II
Pecahnya Perang Dunia II tahun 1939, membuat Visser tidak bisa pulang ke Belanda karena telah dikuasai Jerman.
Di usia 25 tahun ia terpanggil masuk dunia militer untuk membela Belanda.
Tahun 1940 ia masuk dinas militer sukarela Tentara Sekutu yang berperang melawan Jerman.
Tugas pertamanya sebagai tentara adalah menjadi sopir Ratu Wilhelmina.
Selang setahun berdinas, ia mengundurkan diri.
Ia lalu mendaftarkan diri sebagai operator radio di Pasukan Belanda ke-2 (2nd Dutch Troop).