Bantah Pesan Kamar, Fredrich Hanya Survei Rumah Sakit
Menurut Fredrich dirinya hanya menyuruh anak buahnya, Rudiansyah untuk survei ke Rumah Sakit
Penulis: Theresia Felisiani
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Saat bersaksi di kasus dugaan merintangi penyidikan e-KTP untuk terdakwa dokter Bimanesh, Fredrich Yunadi membantah pihaknya sudah lebih dulu memesan rumah sakit bagi Setya Novanto.
Menurut Fredrich dirinya hanya menyuruh anak buahnya, Rudiansyah untuk survei ke Rumah Sakit Medika Permata Hijau, tempat dokter Bimanesh praktek.
Ini diawali dari Fredrich yang sering berbincang tengah malam dengan Setya Novanto. Di perbincangan itu, Fredrich bercerita dia sudah pasang 12 ring.
"Pak Setya Novanto tanya, kok kamu masih cukup sehat? Saya jawab saya ini tertib perintah dokter, tidak pernah absen minum obat. Selain itu saya juga selalu laporan kasus ke beliau. Soal kelanjutan laporan di bareskrim dan lainnya," papar Fredrich, Jumat (4/5/2018) di Pengadilan Tipikor Jakarta.
Baca: Ini Cara Jitu Buwas Jaga Harga Beras Tetap Stabil
Lanjut, Fredrich juga menyampaikan untuk masalah hipertensi, dia menggunakan dokter di Singapura. Dia Indonesia, ada dua dokter hebat yang jago hipertensi, pertama dokter polisi (Bimanesh) kedua dokter perempuan, Luki Azizah.
"Saya menyebut dua dokter itu karena saya kenal dan tahu reputasinya. Saya bilang kapan-kapan saya kenalin. Lalu Setya Novanto bilang nanti lah dia lagi pusing memikirkan panggilan KPK. Saat itu Setya Novanto tidak minta apa-apa, saya sebagai teman, ya saya pakai hati bukan jual beli sama uang. Karena dia bilang tensi sering tinggi, akhirnya saya menelpon dokter Bimanesh pada awal November 2017," ungkap Fredrich.
Dalam komunikasinya pada dokter Bimanesh, Fredrich menyampaikan ada kliennya dengan tensi tinggi. Ketika itu, dia belum menyampaikan siapa identitas kliennya.
Bimanesh lantas menyuruh Fredrich untuk membawa kliennya ke tempat praktek yakni Rumah Sakit Haji dan Rumah Sakit Medika Permata Hijau. Fredrich pun sempat menanyakan dimana letak RS Medika Permata Hijau karena dia tidak tahu posisinya.
"Dokter kan pasiennya banyak. Ini klien saya pejabat tinggi. Siapa? tanya dokter Bimanesh. Saya jawab Ketua DPR, Pak Setya Novanto. Bimanesh bilang kalau ada resume medisnya ada, bisa dia pelajari, kirim saja pakai WA," ungkap Fredrich.
Akhirnya Fredrich bergegas ke kediaman Setya Novanto, disana dia bertemu dengan istri Setya Novanto dan meminta izin melihat resume medis. Lembaran resume itu kemudian di foto oleh Fredrich.
Usai itu, Fredrich menemui Bimanesh di apartemennya. Mereka berkomunikasi di perpustakaan apartemen, dan Bimanesh juga sempat melihat resume medis Setya Novanto.
"Di RS Haji kan terlalu ramai. Sedangkan RS Permata Hijau itu bukan rumah sakit besar. Apa klien bapak mau ke rumah sakit itu? Saya jawab gini saja nanti saya suruh orang survei rumah sakit. Saya foto lalu disampaikan ke Pak Setya Novanto," papar Fredrich.
Dokter Bimanesh ungkap Fredrich berpesan sesampainya di rumah sakit, bisa langsung menemui dokter Elisa yang akhirnya diketahui bernama dokter Alia.
Kemudian Fredrich menyuruh anak buahnya, Rudiansyah untuk mengecek rumah sakit, mendokumentasikan dan mengirimkan seluruh hasilnya ke Fredrich.
Satu jam memerintah tidak ada hasil, Fredrich akhirnya mengecek sendiri ke RS Medika Permata Hijau. Disana dia melihat Rudiansyah ada di lobi. Menurut keterangan Rudiansyah, dia tengah menunggu dokter Alia.
"Saya lalu ke kamar kecil sebentar, saat keluar anak buah saya sudah tidak ada. Saya tanya dia dimana? Dia jawab mau ke lantai tiga bersama dokter Alia. Akhirnya saya menyusul. Saya ketemu dokter Alia, pas dia buka kamar VIP saya kaget kok kamarnya kecil sekali. Dia bilang ada kamar VVIP lebih luas, tapi sedang direnovasi. Saat itu saya tidak ada pesan kamar hanya cek fasilitas rumah sakit," ungkap Fredrich.
Selepas dari lantai 3 VIP, Fredrich menyempatkan diri mampir ke IGD. Dimana dia bertemu dengan dua perawat pria dan menelihat kondisi IGD. Menurutnya IGD di sana sangat kecil dan sepi pasien. Usai itu, Fredrich kembali ke kantornya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.