Jokowi: DNA Kita Adalah Seni dan Budaya
Dalam kuliah umumnya Jokowi menekankan bahwa peran seni dan budaya amatlah penting untuk bangsa.
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menristekdikti Mohamad Nasir dampingi Presiden RI Joko Widodo saat berikan kuliah umum di Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar, Sabtu (23/6/2018).
Kuliah umum yang disampaikan oleh orang nomor satu di Indonesia tersebut dihadiri pimpinan perguruan tinggi se-Bali dan SMK seni di Bali dengan mengambil tema Pemajuan Kesenian Nusantara dalam Menjaga Kebhinekaan dan Persatuan Indonesia.
Dalam kuliah umumnya Jokowi menekankan bahwa peran seni dan budaya amatlah penting untuk bangsa. Apalagi Indonesia mempunyai keragaman seni dan budaya yang sangat banyak.
"Selama 3 tahun kita membangun infrastruktur. Tapi jangan dimaknai hanya membangun fisik semata. Artikan juga bahwa kita membangun infrastruktur budaya untuk peradaban di masa depan, membangun konektivitas budaya, membangun mental dan karakter budaya yang baik. Pembangunan infrastruktur kini dilanjutkan dengan pembangunan Sumber Daya Manusia," tutur Jokowi.
Jokowi ungkapkan bahwa menghadapi revolusi industri 4.0 yang sudah bisa menghasilkan 3D printing untuk membangun rumah, autonomous vehicle, robot pembersih lantai dan robot tour guide, hal itu memperlihatkan bahwa dunia sudah berubah.
"Artinya, poin pentingnya ada pada kata kecepatan. Sekarang Negara yang cepat dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi akan meninggalkan negara yang lambat dalam hal itu. Negara yang cepat beradaptasi akan berkembang lebih cepat," kata Jokowi.
"Karena itu saya minta Institut Seni di seluruh Indonesia seperti ISI Denpasar untuk menumbuhkan semangat juang menghadapi perubahan dunia, karena kekayaan kita bukan hanya kekayaan alam, tapi modal seni budaya. DNA kita adalah seni dan budaya," katanya.
Di akhir kuliah umum, Jokowi berpesan agar kewirausahaan berdasarkan kearifan budaya lokal perlu ditingkatkan terus dan jadikan karya seni sumber pemersatu bangsa Indonesia.
Sementara menurut Menristekdikti Mohamad Nasir, Perguruan Tinggi Seni di Indonesia akan dibawa ke tingkat yang lebih tinggi dimana teknologi yang membutuhkan kreativitas atau orang-orang kreatif akan dilebur, sehingga seni disamping mempertahankan budaya, juga dapat menghasilkan nilai ekonomi dan inovatif.
"Kementerian sudah memberikan peluang dengan membuka prodi-prodi seni dan budaya yang mengikuti zaman sekarang. Bahkan yang unik seperti prodi fashion untuk pelestarian seni dan budaya, seni digital, langsung kami berikan izinnya," ujar Nasir.
Rektor ISI Denpasar I Gede Arya Sugiartha katakan bahwa kunjungan ini merupakan bentuk kebanggaan tersendiri, karena hanya ada 2 Presiden yang mengunjungi Institut Seni, yang pertama adalah Presiden Soekarno saat kunjungi Institut Seni Rupa, dan Presiden Joko Widodo yang datang ke ISI Denpasar.
Dalam kesempatan tersebut, Presiden Jokowi ditemani Menristekdikti Mohamad Nasir dan Rektor ISI Denpasar juga lakukan peninjauan ke Kegiatan Kreativitas Mahasiswa dan ke Pusat Dokumentasi Seni ISI Denpasar.