Dedi Mulyadi Ungkap Mesin Politik 2DM Tidak Berjalan Maksimal Dalam Pilkada Jabar
"Saya dengan Pak Deddy Mizwar itu dua irisan berbeda. Deddy Mizwar itu memiliki sejarah yang cukup dekat dengan PKS."
Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Glery Lazuardi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mesin politik pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jawa Barat nomor urut 4, Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi tidak berjalan efektif untuk memenangkan pasangan calon tersebut dalam Pilkada Jabar.
Dedi Mulyadi mengungkap bagaimana Deddy Mizwar gagal menarik dukungan dari para pemilih di sejumlah wilayah, seperti Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi, dan Bogor.
Baca: Polisi Tangkap Terduga Teroris yang Berafiliasi Dengan ISIS Di Pekanbaru
"Saya dengan Pak Deddy Mizwar itu dua irisan berbeda. Deddy Mizwar itu memiliki sejarah yang cukup dekat dengan PKS. Bahkan, dari sisi pemilih, memiliki basic pemilih di Kota Depok, Bogor, kemudian Kabupaten Bogor," ujar Dedi Mulyadi, ditemui di kantor DPP Partai Golkar, Senin (2/7/2018).
Deddy Mizwar dinilai memiliki latar belakang pemilih dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Sebab dalam Pilkada 2013, Deddy Mizwar bersama Ahmad Heryawan didukung PKS, PPP, dan Partai Hanura.
Baca: Dedi Mulyadi: Jika Pemungutan Suara Pilkada Jawa Barat Ditunda, Pemenangnya Akan Berubah
Menurut dia, Deddy Mizwar dulu rajin mengemukakan berbagai gagasan pemikiran yang memiliki kesepahaman dengan kawan-kawan di Partai Gerindra dan PKS.
"Sehingga bisa dilihat terjadinya penurunan elektabilitas di Pilkada tersebut dalam satu bulan terakhir," kata dia.
Melihat peta politik itu, Ketua DPD I Partai Golkar Jawa Barat itu sudah meminta Deddy Mizwar meninggalkan Kota Bandung untuk fokus di wilayah-wilayah lainnya.
Baca: Dedi Mulyadi: Tagar 2019 Ganti Presiden Berpengaruh Terhadap Perolehan Suara Dalam Pilkada Jabar
Namun, dia menuding, konsultan politik Deddy Mizwar tidak mengindahkan saran itu.
Sehingga, akhirnya terbukti sewaktu pemungutan suara, di mana pasangan 2DM menempati posisi ketiga dari empat pasangan calon.
"Ini sudah lama. Sudah punya analisis, karena kan saya setiap hari keliling di lapangan. Mengerti apa sih yang menjadi problem dan apa yang menjadi isu di setiap masyarakat," katanya.