Kata Fahri Hamzah, SBY Bisa Dua Periode Jadi Presiden Karena Blundernya Sedikit, Beda dengan Jokowi
Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah menilai bahwa gelombang kekecewaan masyarakat terhadap pemerintah semakin hari terus bertambah.
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah menilai bahwa gelombang kekecewaan masyarakat terhadap pemerintah semakin hari terus bertambah.
Menurutnya banyak kesalahan yang dilakukan pemerintah mulai dari menteri hingga presidennya.
"Terlalu banyak masalah yang dibuat. Menterinya bermasalah, presidennya juga suka ada kesalahan, banyak blunder," ujar Fahri di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa, (3/7/2018).
Hal tersebut menurut Fahri berbeda dengan pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Baca: Harga BBM Nonsubsidi Naik, Ini 5 Siasat Jitu untuk Mengatasinya
Menurutnya sedikit sekali kesalahan yang dibuat SBY sehingga membuatnya bisa melenggang menjadi presiden untuk periode ke dua.
"Kalau dulu Pak SBY terpilih dua kali karena memang nggak ada kesalahan yang dia buat. Menuju Pilpres tahap kedua itu ndak ada kesalahan. Semua beritanya happy," katanya.
Salah satu contohnya menurut Fahri adalah kenaikan harga BBM non subsidi.
Menurut Fahri pemerintah telah merampas uang rakyat dengan menaikan harga BBM tersebut.
"Itu kan naikin harga BBM itu merampas subsidi rakyat. Merampas subsidi rakyat itu harus pakai UU. Minimal presiden bikin perppu dong. Masa Pertamina disuruh merampas subsidi rakyat," katanya.
Fahri mengatakan pemerintah harus memberikan penjelasan kepada masyarakat mengenai pengelolaan BBM sekarang ini.
Berapa banyak pendapatan dari hasil pengolahan BBM dan berapa subsidi yang dikeluarkan untuk BBM.
Pemerintah menurutnya juga tidak sembarangan dalam menaikan harga BBM.
"Ini enak aja main cabut, tengah malam main cabut. Bangun-bangun kita harga BBM udah beda. Ini kan pusing negara kayak begini. Udah belasan kali naikin harga BBM," pungkasnya.
Sebelumnya Pertamina telah menaikan harga BBM non subsidi jenis pertamax, dan lainnya. BBM tersebut naik Rp 600 menjadi Rp 9500.
BBM jenis Pertamax Turbo juga mengalami kenaikan Rp 600 menjadi Rp 10.700.
Sementara harga Pertamina Dex naik Rp 500 menjadi Rp 10.500 per liter dan harga Dexlite naik Rp 900 menjadi Rp 9.000 per liter.
Harga BBM non subsidi selama ini memang mengikuti mekanisme pasar. Tidak ada intervensi pemerintah terhadap harga BBM non subsidi sekarang ini.