Kurangi Kendaraan Kelebihan Muatan, Pemerintah Siapkan 96 Jembatan Timbang
Saat ini sudah ada 43 jembatan timbang yang dioperasikan di Indonesia seperti misalnya di unit pelaksana pemimbangan kendaraan bermotor
Penulis: Apfia Tioconny Billy
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Apfia Tioconny Billy
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah mulai menggalakan program jembatan timbang yang berfungsi untuk menghitung muatan kendaraan guna mengatasi kendaraan over dimensi over loading (ODOL) atau kendaraan kelebihan muatan.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyebutkan saat ini sudah ada 43 jembatan timbang yang dioperasikan di Indonesia seperti misalnya di unit pelaksana pemimbangan kendaraan bermotor (UPPKB).
Baca: Jembatan Timbang Akan Diberlakukan di Tol Cikampek, Merak, Hingga Tol Tanjung Priok
Selain di pelabuhan, seperti yang kerap diucapkan Budi Karya, jembatan timbang juga bakal diterapkan di pintu masuk tol untuk mengantisipasi kendaraan kelebihan muatan melewati tol.
"Sudah ada 43, tinggal mengaktifkan lagi. Jalan tol akan dilakukan pengelola jalan tol dan bisa dilaksanakan minggu depan," kata Budi Karya di Kementerian Perhubungan, Selasa (3/7/2018).
Di kesempatan yang sama, Dirjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan, Budi Setiyadi mengatakan targetnya hingga tahun 2019 bakal ada 92 Jembatan Timbang yang tersebar di Indonesia.
"Kami akan mengaktifkan kembali 92 jembatan timbang hingga 2019, kami juga akan menyampaikan kepada masyarakat kepada organda untuk mengurangi masalah kelebihan muatan ini," ungkap Budi Setiyadi.
Baca: Kabar OTT KPK, Kantor Bupati Bener Meriah Dijaga Ketat Petugas Bersenjata Lengkap
Kemudian untuk rencana penerapan jembatan di pintu masuk Tol, Budi Setiyadi menjelaskan pihaknya tengah melakukan sejumlah persiapan dengan menggandeng Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dan tentunya Badan Usaha Jalan Tol (BUJT).
"Saat ini sedang kita jajaki dengan kementerian PUPR diharapkan ada jembatan di pintu tol karena BUJT juga merasa rugi kerusakan akibat kendaraan kelebihan muatan," tutur Budi Setiyadi.