Rizal Ramli Sindir Aktivis 98: Jangan Sok Jago
Meski tak menyebutkan nama tokoh yang dimaksud, Rizal mengaku tak kenal dengan para tokoh yang mengatasnamakan sebagai aktivis 98
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ekonom senior, Rizal Ramli kembali melancarkan kritikannya. Kali ini ia menyindir para aktivis 98.
Ia menilai gerakan reformasi ditahun itu dimulai dari Makassar dan Medan, bukan dari Jakarta.
Baca: Cegah Korupsi, Rizal Ramli : Kalau Saya Jadi Presiden 40T Saya Bagi-Bagi ke Parpol
Ujar Rizal, gerakan reformasi dimulai pada 2 Mei dan kemudian berlanjut ke di Jakarta pada 17-18 Mei 1998 silam.
"Saya ingin mengatakan kepada angkatan 98 yang sok jago, mohon maaf gerakan reformasi itu tidak dimulai di Jakarta tapi dimulai di Makassar, jangan salah tuh. Kemudian di Medan baru 3 minggu kemudian di Jakarta," ujarnya dalam sebuah diskusi di hotel bilangan Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (14/7/2018).
Meski tak menyebutkan nama tokoh yang dimaksud, Rizal mengaku tak kenal dengan para tokoh yang mengatasnamakan sebagai aktivis 98.
"Banyak tokoh 98 yang nongol di tv, saya enggak kenal, karena semua aktivis kita semua tau yang badung-badung, jangan kegedaan kepala," ucapnya sambil diwarnai tepuk tangan para undangan.
Rizal menyebut, berbeda dengan tokoh pergerakan, aktivis ada karena ada yang mensponsori.
"Saya sungkan teman-teman pergerakan menajamkan perjuangan jatuh bangun, berdiri lagi, bangun lagi gak ada habis-habisnya. Itu lah yang membedakan aktivis, aktivis itu ada oleh situasi, oleh sponsor," ujar Rizal.
Sebelumnya diberitakan, dihadapan Presiden Joko Widodo (Jokowi) para aktivis 98 mendeklarasikan diri mendukung penuh Jokowi sebagai calon presiden periode 2019-2024.
Baca: KLHK Terus Pantau Kualitas Udara Jelang Asian Games 2018
Menurut para aktivis 98, sosok Jokowi dianggap memiliki kemampuan untuk mewujudkan cita cita reformasi 98.
"Kenapa karena Jokowi tidak punya kejahatan ekonomi, tidak punya kejahatan politik, dan tidak punya kejahatan kemanusiaan," ujar perwakilan aktivis 98, Wahab Tolehu, saat membacakan deklarasi, di Jiexpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Sabtu (7/7/2018).