Respon TGB, Airlangga, Mahfud dan Cak Imin Sebagai Kandidat Cawapres Jokowi
Jokowi kembali mempertegas nama lain yang ada dalam 'saku' nya yang juga dipertimbangkan sebagai cawapres.
Editor: Rachmat Hidayat
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA-Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memastikan nama Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar atau Cak Imin yang dipertimbangkan sebagai cawapres untuk mendampinginya pada Pilpres mendatang.
Senin (16/7/2018), Jokowi kembali mempertegas nama lain yang ada dalam 'saku' nya yang juga dipertimbangkan sebagai cawapres. Nama Mahfud MD, Airlangga Hartarto dan Tuan Guru Bajang (TGB).
Tuan Guru Bajang:
Tapi banyak tokoh yang lebih senior, yang lebih mumpuni dari saya. Semua yang baik kita syukuri.
Mahfud MD:
Mudah-mudahan nanti lahir calon yang terbaik, yang penting Indonesia jadi lebih baik.
Muhaimin Iskandar atau Cak Imin:
Saya optimis ada di dalam saku pak presiden, aamiin ya rabbal alamiin.
Airlangga Hartarto:
Tentunya kami serahkan kepada Pak Presiden karena antarparpol yang paling penting adalah mekanisme. Salah satu mekanisme adalah menyerahkan pada Pak Presiden. Dan setelah itu tentunya ada komunikasi lanjutan.
Direktur Ekskutif Indonesian Public Institute Karyono Wibowo menilai, sarat tingkat keterpilihan (elektabilitas) sebagai calon pendamping Jokowi meniadi pertimbangan. Misalnya, seberapa besar kontribusi masing-masing tokoh dalam menyumbang kenaikan suara.
"Menurut saya, dalam preferensi pilihan cawapres pendamping Jokowi boleh dikatakan belum ada yang terlalu menonjol dalam menaikkan suara selain figur Jusuf Kalla (JK) dan Prabowo Subianto," ujarnya.
Namun, dalam semua simulasi pasangan capres jika dilihat berdasarkan hasil survei sejumlah lembaga, posisi elektabilitas Jokowi dipasangkan dengan dengan beberapa seperti Muhaimin Iskandar, Airlangga Hartarto, Moeldoko, Mahfud MD, Zaenul Majdi (TGB), dll masih tertinggi dibanding paaangan calon presiden yang lain.
"Karenanya untuk aspek elektabilitas tidak terlalu mengkuatirkan bagi Jokowi asalkan figur cawapresnya tidak terlalu parah track recordya. Selain itu, figur yang menjadi calon wakil presiden Jokowi harus bisa diterima, tidak hanya bisa diterima oleh masyarakat tapi harus bisa juga diterima oleh partai koalisi," katanya.
Dalam beberapa hari ini mencuat sejumlah nama yang disebut-sebut menjadi kandidat terkuat yang akan mendampingi Jokowi. Ada sejumlah nama sepeti Mahfud MD dari kalangan non partai yang memiliki merk sebagai intelektual muslim.
Zainul Majdi atau Tuan Guru Bajang (TGB) NTB dua periode yang juga dikenal sebagai tokoh islam, dan Moeldoko yang berlatar belakang militer, mantan panglima TNI yang dinilai loyal dan low profile.
Bahkan muncul juga sejumlah ulama seperti KH. Ma'ruf Amin, KH. Said Aqil Siraj dan KH. Nasaruddin Umar. Selain itu, dari kalangan partai politik yang santer disebut-sebut adalah Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto dan Muhaimin Iskandar.
"Jika dibaca menguatnya figur-figur seperti TGB, Mahfud MD, Muhaimin Iskandar dan sejumlah ulama dalam beberapa hari ini menunjukkan ada kecenderungan "Kekuatan Islam" menjadi kata kunci (keyword) dalam konfigurasi posisi cawapres Jokowi," imbuhnya.
"Hal itu didasarkan pada realitas politik kekinian, dimana politik identitas menjadi instrumen dalam kontestasi elektoral dan diyakini memiliki pengaruh di tingkatan pemilih," kata Karyono.
Namun, dalam memaknai kata kunci "Kekuatan Islam" tersebut bisa menggunakan dua perspektif. Pertama, kekuatan Islam yang merujuk pada figur berlabel Islam yang memiliki basis pendukung Islam. Kedua, bisa merujuk pada tokoh yang beragama islam tapi tidak berlabel sebagai tokoh Islam, tetapi dekat dan didukung ulama dan umat Islam.
Artinya, yang menjadi kata kunci sejatinya adalah dukungan umat Islam mayoritas. "Sekarang tinggal tergantung Jokowi dan partai politik yang bakal mengusungnya untuk memilih cawapres dengan pertimbangan dan analisa yang tepat. Semua memiliki kelebihan dan kekurangan. Tinggal membuat skor atau rumus yaitu siapa tokoh yang memiliki skor terbaik dari semua kriteria di atas," katanya lagi.