Mendes PDTT Ajak IKA PMII Munculkan Peluang 4 Program Unggulan Desa
Ia mengatakan, Indonesia dalam satu tahun terakhir berhasil menurunkan angka kemiskinan hingga 1,8 juta jiwa.
Editor: Content Writer
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Eko Putro Sandjojo mengajak Ikatan Alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (IKA PMII) melirik empat program unggulan desa, di antaranya Produk Unggulan Kawasan Perdesaan (Prukades), Embung Desa, Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), dan Sarana Olahraga Desa. Hal tersebut disampaikan saat Mendes menjadi pembicara dalam acara Musyawarah Nasional ke-6 IKA PMII di Hotel Aston Marina, Jakarta, Jumat (20/7) malam.
“Saya juga minta IKA PMII membantu. IKA PMII yang menjadi kepala daerah agar mengajukan produk unggulannya untuk dikembangkan dalam program Prukades. Atau IKA PMII ajak kepala daerahnya untuk mengajukan produk unggulannya, nanti kita bantu. Prukades itu penting, kenapa penting? Karena desa yang sukses rata-rata fokus pada satu produk tertentu,” ujarnya.
Ia mengatakan, Indonesia dalam satu tahun terakhir berhasil menurunkan angka kemiskinan hingga 1,8 juta jiwa. Yang mana 1,2 juta jiwa penurunan angka kemiskinan tersebut berada di desa, berbanding jauh dengan penurunan angka kemiskinan di kota yang berjumlah 560 ribu jiwa.
“Kita juga lihat gini ratio di desa jauh lebih kecil dari kota. Gini ratio di desa 0,324, sementara di kota masih 4, dan gini ratio nasional 0,39,” ujarnya.
Terkait hal tersebut ia mengatakan, di samping program dana desa, empat program unggulan desa tersebut dikejar untuk mengentaskan kemiskinan dan kesenjangan. Menurutnya, pengentasan kemiskinan dan menurunkan kesenjangan adalah dua hal yang tak bisa ditawar.
“Karena itu (kemiskinan dan kesenjangan) adalah yang menentukan maju atau tidaknya Indonesia,” ujarnya.
Terkait dana desa lanjutnya, dalam tiga tahun terakhir telah berhasil membangun lebih dari 123 ribu kilometer jalan desa, 791.258 meter jembatan desa, ribuan unit pasar desa, serta puluhan ribu unit drainase. Selain membantu meningkatkan kualitas hidup masyarakat, pembangunan ragam infrastruktur desa tersebut juga membantu meningkatkan aktivitas ekonomi desa.
“Kita lihat drainase di desa-desa sekarang sudah cukup baik. Tadinya saya mau stop,karena tadinya saya pikir ini cuma akal-akalan desa supaya harga tanahnya naik. Tapi dilarang sama Bu Menkes (Menteri Kesehatan). Karena dengan adanya saluran-saluran air yang baik itu, di Indonesia yang setiap tahun yang biasanya di musim hujan ada wabah demam berdarah, dalam tiga tahun ini kita tidak melihat ada wabah demam berdarah,” ujarnya.
Selain itu, lanjut Menteri, angka stunting di Indonesia juga menurun cukup signifikan dari 37 persen menjadi 27 persen. Ia berharap dalam enam tahun ke depan angka stunting benar-benar bisa teratasi.
“Angka (stunting) 27 persen memang masih tinggi. Tapi kalau kita konsisten terus mengalami penurunan, dalam enam tahun ke depan diharapkan sudah tidak ada lagi angka stunting,” ujarnya.(*)