Gus Mus Minta Pengurus NU Berhati-hati Keluarkan Pernyataan Terkait Politik Praktis
"Para pengurus/pemimpin NU yang harus bersikap hati-hati dalam menyampaikan pernyataan-pernyataan."
Penulis: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tokoh Nahdlatul Ulama (NU) Kiai Haji Mustofa Bisri yang akrab disapa Gus Mus mengingatkan para pemimpin NU untuk lebih berhati-hati dalam mengeluarkan pernyataan terkait politik praktis.
Nasihat itu disampaikan Gus Mus dalam cuitannya di Twitter, beberapa saat lalu.
"Para pengurus/pemimpin NU yang harus bersikap hati-hati dalam menyampaikan pernyataan-pernyataan; terutama bila berkaitan dengan politik praktis. Dan sebaiknya tak usah bicara politik praktis di kantor NU. Bukan tempatnya."
Hari Rabu kemarin, sempat beredarnya kabar ancaman dari NU Jika Mahfud MD menjadi Cawapres Jokowi.
Kabar tersebut langsung dibantah Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Said Aqil Siradj.
"Berita itu tidak benar, tidak ada ancam mengancam," kata Ketua Umum PBNU, KH Said Aqil Siradj.
PBNU sangat menyayangkan beredarnya berita tidak benar tersebut.
"PBNU hanya mengusulkan empat kader NU terbaik kepada Pak Jokowi, jika Pak Jokowi tidak berkenan dengan usulan tersebut tidak nengapa, tidak apa apa, tidak masalah, itu haknya Pak Jokowi, itu wewenang beliau," ujar Kiai Said.
Senada, Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Ma’ruf Amin menyatakan bahwa NU tidak mengancam secara politik pihak mana pun, apalagi mengancam Presiden Jokowi terkait pemilihan capres dan cawapres.
Pada Rabu (8/8) sore, PBNU menerima kunjungan silaturahmi Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar.
Tampak hadir pada pertemuan ini Rais Aam PBNU KH Ma’ruf Amin, Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj, Sekjen PBNU Helmi Faishal Zaini, dan Ketua PBNU Robikin Emhas.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.