Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ruang Prioritas Bagi Ibu Sesudah Melahirkan di Lombok Masih Minim

"Jumlah psikolog juga sangat terbatas. Bandingkan itu 173 ribu loh perempuan yang di pengungsian sekarang. 173 itu sebelum gempa yang tanggal 19 lalu,

Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Adi Suhendi
zoom-in Ruang Prioritas Bagi Ibu Sesudah Melahirkan di Lombok Masih Minim
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Pasien menjalani perawatan di tenda pengungsian yang berada di depan Rumah Sakit Umum Daerah Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, Senin (6/8/2018). Sebanyak 151 pasien rawat inap dan korban gempa menjalani perawatan di tenda dikarenakan kondisi RSUD Kota Mataram yang rusak akibat gempa. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Asisten Deputi Perlindungan Hak Perempuan pada Situasi Darurat dan Kondisi Khusus, Kementerian Pemberdayaaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Nyimas Aliyah mengatakan saat ini ruang prioritas bagi ibu pascamelahirkan di Lombok masih minim.

Ia menyebut jumlah ibu yang melahirkan selama musibah gempa tercatat ada 136 ibu dan semuanya selamat.

Baca: Konjen Australia di Surabaya Perketat Keamanan Setelah Mendapat Ancaman Teror

Kementerian PPPA mendorong Kementerian maupun lembaga terkait untuk memperbanyak tenda prioritas bagi korban ibu-ibu pascamelahirkan.

"Tapi sekarang ini mereka bayi-bayinya sangat kasihan, mereka berada di tenda-tenda yang panas. Ibu yang habis melahirkan bayinya, itu harusnya ada di ruangan yang agak prioritas lah ya. Karena untuk tumbuh kembangnya juga. Kasihan sekali mereka harus berada di tenda-tenda yang bercampur,” ujar Nyimas di Gedung Kemen PPPA, Jalan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Jumat (24/8/2018).

Baca: Polisi Tangkap Penganiaya Adik Imanuel Wanggai

Selain itu, kebutuhan makan dan minum serta kebutuhan pakaian juga diperlukan serta kebutuhan bagi penyandang disabilitas.

"Jadi kalau pertama kita datang itu lebih kepada kubutuhan makan dan minum, nah kalau pasca ini sudah mulai kebutuhan kebutuhan pakaian yang katanya seminggu ada yang belum ganti. Kita drop pakaian pakaian dalam,” ungkapnya.

Baca: Airlangga Hartarto Ungkap Alasan Terpilihnya Agus Gumiwang sebagai Pengganti Idrus Marham

Berita Rekomendasi

Lebih lanjut, ia juga menyampaikan kebutuhan psikolog sangat diperlukan untuk memberikan assesmen terhadap korban gempa, mengingat jumlah psikolog tak sebanding dengan jumlah korban.

"Jumlah psikolog juga sangat terbatas. Bandingkan itu 173 ribu loh perempuan yang di pengungsian sekarang. 173 itu sebelum gempa yang tanggal 19 lalu,” katanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas