Akan Kunjungi Korea Selatan, Presiden Ingin Kerja Sama Ekonomi dan Investasi Meningkat
Untuk membahas kesiapan kunjungan ke dua negara itu, Kepala Negara mengumpulkan jajaran terkait
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo dalam waktu dekat ini akan melakukan kunjungan ke Korea Selatan dan Vietnam.
Berdasarkan keterangan pers Biro Pers Istana Kepresidenan, pada Jumat (7/9/2018), kunjungan ke Korea Selatan merupakan kunjungan balasan Presiden atas kunjungan Presiden Moon Jae-in yang beberapa waktu lalu ke Indonesia.
Baca: Jokowi Sambangi Rumah Keluarga Gus Dur untuk Minta Restu Hadapi Pilpres 2019
Sementara ke Vietnam, selain melakukan kunjungan Kenegaraan, Presiden juga akan hadir di World Economic Forum on ASEAN.
Untuk membahas kesiapan kunjungan ke dua negara itu, Kepala Negara mengumpulkan jajaran terkait.
"Ini merupakan kunjungan balasan dari Presiden Moon Jae-in pada 2017 yang lalu. Kita ingin dalam kunjungan ini akan dibahas langkah-langkah yang konkret bagi peningkatan kerja sama Indonesia dan Korea Selatan," ujar Presiden dalam rapat terbatas di Istana Kepresidenan Bogor.
Dalam kunjungannya ke Korea Selatan nanti, Presiden Joko Widodo ingin adanya peningkatan kerja sama di bidang ekonomi dan investasi.
Selain itu, Presiden juga berupaya untuk meningkatkan kerja sama dan hubungan yang lebih baik antara generasi muda kedua negara.
"Oleh sebab itu, saya minta kunjungan ini dipersiapkan dengan baik dan kita bisa mendapatkan sebuah hasil yang konkret untuk kepentingan nasional kita," ucapnya sebelum mengakhiri arahannya.
Memberikan keterangan selepas rapat terbatas, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengungkapkan bahwa tahun ini Indonesia dan Korea Selatan akan memperingati terjalinnya 45 tahun hubungan diplomatik.
Kunjungan Presiden Joko Widodo ke Korea Selatan tentu bertujuan untuk lebih memperkuat hubungan kedua negara dan antara pemimpin kedua negara.
"Presiden Jokowi dan Presiden Moon memiliki hubungan yang sangat baik. Tentunya pada saat pimpinan, kepala pemerintahan memiliki hubungan yang baik, ini merupakan satu aset yang harus dikapitalisasi untuk peningkatan hubungan yang saling menguntungkan," ucap Retno.
Terkait hal itu, Indonesia akan memanfaatkan momentum hubungan yang terus meningkat antara kedua negara dengan peningkatan kerja sama yang saling menguntungkan. Pada tahun 2017 lalu, perdagangan kedua negara terjadi pergerakan peningkatan yang cukup signifikan, yakni hampir 12 persen.
"Investasi Korea Selatan di Indonesia juga merupakan satu di antara 10 besar. Oleh karena itu, kita ingin menjaga momentum hubungan yang terus meningkat dan saling menguntungkan ini untuk kita perkuat di masa yang akan datang," tutur Retno.
Lebih jauh, kunjungan Presiden Joko Widodo ini juga dimaksudkan untuk memberikan dukungan yang konsisten bagi perdamaian dua Korea.
Baca: Lenis Kogoya Minta Jokowi Jangan Disalahkan Terkait Kasus HAM di Papua
Untuk diketahui, pada tanggal 18 September 2018 mendatang Presiden Korea Selatan Moon Jae-in dan pemimpin tertinggi Korea Utara Kim Jong-un akan kembali bertemu dalam KTT Inter-Korea.
"Presiden menggunakan kesempatan kunjungan ini untuk mempertebal dukungan Indonesia terhadap proses perdamaian di Semenanjung Korea," kata Retno.