BNNP Jatim: 250 Ton Sabu Siap Masuk Indonesia, Pengirimannya Menunggu Waktu yang Tepat
Ia menyebutkan, China dan Taiwan menjadi negara pemasok narkoba ke wilayah-wilayah di Indonesia. Termasuk penyebaran ke Pulau Madura.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, BANGKALAN - Indonesia masih menjadi salah satu negara tujuan peredaran narkoba internasional. Pantauan Badan Nasional Narkotika Propinsi (BNNP) Jatim, sebanyak 250 ton sabu siap dikirim ke Indonesia.
Hal itu diungkapkan Penyuluh Seksi Pencegahan Bidang Pencegahan dan Pemberdayaan Masyarakat (P2M) BNNP Jatim Wawan Kurniawan Aziz dalam Seminar Anti Narkoba di Hotel Ningrat Bangkalan, Sabtu (8/9/2018).
"Yang inden ada 250 ton sabu. Pengirimannya menunggu waktu yang tepat ke Indonesia," ungkap Wawan di hadapan para Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) se-Kabupaten Bangkalan.
Baca: Awal Ahok Kepincut Dengan Bripda Puput, Selalu Diminta Vero Antarkan Makanan ke Tahanan
Ia menyebutkan, China dan Taiwan menjadi negara pemasok narkoba ke wilayah-wilayah di Indonesia. Termasuk penyebaran ke Pulau Madura.
"Garis pantai Madura yang panjang dan tak terjaga menjadi pintu masuk. Ini perlu dipikirkan bersama," ujarnya.
Seminar bertajuk 'Mewujudkan Generasi Muslim Tanpa Narkoba' itu digelar Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Bangkalan bersama Lembaga Kemasalahatan Keluarga Nahdlatul Ulama (LKKNU) Bangkalan.
Ia menjelaskan, pengiriman sabu ke Indonesia tak lain untuk memperlemah sekaligus memusnahkan generasi bangsa.
"Pemuda yang kecanduan sabu dalam 10 tahun tetap hidup. Namun sudah tidak bermanfaat karena sudah menghalalkan segala cara. Seperti mencuri hingga jadi membegal," jelasnya.
Sebelumnya, Komjen Pol Budi Waseso (Buwas) ketika menjabat Kepala BNN RI dalam Kuliah Umum di Gedung Pertemuan Universitas Trunojoyo Madura (UTM), Senin (24/9/2017) mengungkapkan, sebanyak 11 negara dan 72 jaringan internasional menjadikan Indonesia sebagai 'surga' dan pangsa pasar narkoba terbaik dunia.
Di hadapan ribuan mahasiswa UTM Buwas menyebutkan, pada tahun 2016 terdapat 250 ton narkoba jenis sabu dari China masuk melalui Singapura dan Malaysia ke Indonesia.
Wawan memaparkan, imbas peredaran narkoba tersebut membuat pihaknya harus jeli dalam penanganan para pelaku narkoba.
Penanganan terhadap para korban atau pecandu tidaklah sama dengan penindakan terhadap mereka yang terlibat dalam bisnis narkoba.
"Kalau mereka menikmati hasil dari bisnis narkoba akan diekusi sesuai hukum yang ada. Para korban beda, mereka harus direhabilitisasi agar sembuh," paparnya.
Sanksi pidana untuk para korban narkoba, lanjutnya, tidak akan berjalan efektif. Bahkan mereka akan mempunyai jaringan baru usai lepas dari tahanan.
"Karena di dalam penjara, para korban berkumpul dengan bandar dan pengedar," terangnya.
Ia menambahkan, hasil razia secara acak di sel Rutan Medaeng beberapa waktu lalu mendapatkan temuan yang mencengangkan.
"Kami dapatkan 16 napi positif dan tujuh napi lainnya negatif narkoba. Ternyata mereka malam sebelumnya pesta sabu di dalam sel," pungkasnya.
Sementara itu, Kanit Idik II Satnarkoba Polres Bangkalan Ipda Bagus Setioko Darmawan mengungkapkan, narkoba masuk ke Indonesia melalui Malaysia ke Batam, Jambi, dan meyebar ke Pulau Jawa termasuk Madura.
"Apa saja berkembang di Malayasia karema memang di sana pasar Internasional. Kenapa narkoba gencar masuk Madura? Mohon maaf, karena di sana banyak juga warga Madura," ungkapnya.
Menurutnya, peredaran dan penyalahgunaan narkoba di Indonesia telah menyisir hampir semua lini. Bahkan sejumlah anggota Polri pun disebutnya tersandung kasus narkoba.
"Banyak juga anggota Polri yang dipecat dan dihukum lebih berat dari warga biasa," ujarnya.
Karena itu, lanjut Bagus, selain penindakan pihaknya juga melakukan pembinaan yang menyasar lingkungan keluarga untuk meminimalisir peredaran gelap narkoba.
"Sasar dari pinggir atau lingkup kecil dulu seperti menyadarkan lingkungan keluarga melalui PKK," singkatnya.
Kasus pengungkapan narkoba jenis sabu di Bangkalan menunjukkan peningkatan.Di tahun 2016, Polres Bangkalan mengungkap 76 kasus narkoba dengan total barang bukti (BB) seberat 506 gram dan 107 tersangka.
Sedangkan di tahun 2017 sebanyak 142 pengungkapan kasus dengan total barang bukti sabu sebanyak 1.362,68 gram dengan 220 tersangka.
Bahkan dalam waktu dua minggu periode Juli-Agustus 2018, Satnarkoba menggulung 21 pelaku narkoba. Dua di antaranya anak di bawah umur, dua Aparatur Sipil Negara (ASN), dan 5 pengedar narkoba jenis sabu.
Total barang bukti (BB) yang disita sebanyak 33,9 gram. Puluhan BB itu diamankan dari penggerebakan dan penangkapan di Kecamatan Socah, Kamal, Kota, Sepulu, Kwanyar, dan Tanjung Bumi," ungkapnya.
Ketua KNPI Kabupaten Bangkalan Hosun M mengatakan, seminar ini merupakan wujud keprihatinan atas peredaran narkoba di Kabupaten Bangkalan.
"Kami ingin mengantisipasi dan mencegah agar tidak sampai meluas ke semua lapisan," katanya.
Menurutnya, penanggulangan terkait peredaran dan penyalahgunaan narkoba bukan tugas segelintir orang atau instansi.
"Tapi tugas kita bersama, semua elemen masyarakat. Bukan hanya Polri atau BNN," pungkasnya.
Hal senada disampaikan Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bangkalan Sa'ad Asjari. Menurutnya, peredaran dan penyalahgunaan narkoha di Bangkalan semakin hari semakin memprihatinkan.
"Hingga pihak kepolisian menyebut beberapa wilayah di Bangkalan sebagai zona merah narkoba. Ini sangat, sangat memprihatinkan," terangnya.
Ia menambahkan, kasus narkoba di Bangkalam telah menyasar berbagai usia dan latar belakang pekerjaan.
"Karena pintarnya para pelaku dan ketidaksiapan kami menahan laju peredaran narkoba," tandasnya. (Ahmad Faisol)
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Terungkap! Hasil Pantauan BNNP Jatim, 250 Ton Sabu Siap Dikirim ke Indonesia,
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.