Komisi VII Komitmen Dorong Pembangunan EBT
Komisi VII DPR RI akan terus berkomitmen untuk mendorong pembangunan sektor Energi Baru Terbarukan (EBT), salah satunya adalah proyek PLTB
Editor: Content Writer
Komisi VII DPR RI akan terus berkomitmen untuk mendorong pembangunan sektor Energi Baru Terbarukan (EBT), salah satunya adalah proyek Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) dan juga Pembangkit Listrik Tenaga Uap ( PLTU) di Kabupaten Jeneponto, Provinsi Sulawesi Selatan.
“Ada dua proyek pembangkit listrik yang kita kunjungi, yakni PLTB dan PLTU Jeneponto. Saya kira kedua-duanya cukup spektakuler, karena progres PLTB sangat maju," ucap Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Tamsil Linrung saat memimpin Tim Kunjungan Kerja Spesifik Komisi VII DPR RI ke Sulsel, Jumat (07/9/2018).
Sama halnya dengan PLTB, PLTU Jeneponto juga sangat memiliki progres yang baik, lanjut Tamsil. Dikatakannya bahwa PLTU Jeneponto sudah dapat memberikan kontribusi yang cukup signifikan dalam pemenuhan kebutuhan listrik di Provinsi Sulsel.
“Saat ini Sulsel sudah mengalami surplus listrik. Keberadaan PLTB dan PLTU Jeneponto tersebut tentunya menjadi kebanggaan bagi kita karena merupakan sebuah hasil karya anak bangsa,” ujar Tamsil.
Politisi PKS itu berharap, untuk bidang EBT ini tidak akan terkena rencana moratorium sektor energi yang akan dilakukan pemerintah, sebagai dampak dari melemahnya nilai rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Bahkan, sambung Tamsil, kalau bisa diberikan keringanan-keringanan, khususnya dalam hal pajak bagi barang-barang impor yang menjadi bagian dari kebutuhan yang sangat diperlukan dalam proyek pembangunan PLTB Jeneponto.
“Pelemahan rupiah menjadi salah satu faktor kendala yang dihadapi dalam proyek pembangunan pembangkit listrik ini. Hal itu disebabkan adanya kebutuhan barang impor yang akan digunakan dalam pembangunan proyek PLTB Jeneponto tersebut,” jelasnya.
Politisi dapil Sulsel itu menyampaikan, jika dilihat dari progres pembangunan yang telah dilakukan, Komisi VII DPR RI optimis bahwa PLTB Jeneponto dapat segera beroperasi dalam kurun waktu yang tidak terlalu lama lagi. (*)