Menghayati Pancasila Harus dengan Aktualisasi di Berbagai Kegiatan Kehidupan
Pancasila merupakan ruh bangsa Indonesia. Karenanya, kesaktian Pancasila tak cukup dimaknai dalam tataran ideologis-formal semata
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Rachmat Hidayat
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -Pancasila merupakan ruh bangsa Indonesia. Karenanya, kesaktian Pancasila tak cukup dimaknai dalam tataran ideologis-formal semata. Namun, harus diwujudkan dalam tingkah laku keseharian masyarakat.
"Menghayati kesaktian Pancasila harus dengan aktualisasi dalam berbagai kegiatan kehidupan. Sehingga Pancasila tak mati suri, tak kalah dari ideologi lain yang tidak sejalan dengan falsafah hidup bangsa Indonesia," ujar Ketua DPR Bambang Soesatyo atau Bamsoet usai upacara hari Kesaktian Pancasila di Lubang Buaya, Jakarta, Senin (01/10/2018).
Upacara hari Kesaktian Pancasila dipimpin langsung Presiden RI Joko Widodo (Jokowi). Ketua MPR Zulkifli Hasan membacakan teks Pancasila di susul dengan pembacaan Pembukaan UUD 1945 oleh ketua DPD Oesman Sapta Odang dan Bamsoet membacakan serta menandatangani ikrar komitmen menegakan Pancasila demi keutuhan NKRI.
Hadir dalam upacara tersebut antara lain Wakil Presiden RI Jusuf Kalla, Ketua MPR RI Zulkifli Hasan, Ketua DPD RI Oesman Sapta Odang, Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid, Menag Lukman Hakim Saifuddin, Mendikbud Muhadjir Effendy, Mensesneg Pratikno, Menhub Budi Karya, Kepala BIN Budi Gunawan, Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto serta pejabat tinggi negara lain.
Kepala Badan Bela Negara FKPPI ini mengingatkan jangan sampai Pancasila mengalami degradasi kredibilitas karena implementasi yang tak tepat sasaran. Pancasila jangan dimanfaatkan untuk kepentingan politik tertentu.
Namun, harus dimanfaatkan untuk memperkuat ikatan solidaritas dalam kehidupan bermasyarakat, serta meneguhkan rasa cinta tanah air untuk merekatkan persatuan dan kesatuan bangsa dalam bingkai NKRI.
"Peringatan hari Kesaktian Pancasila harus dijadikan peringatan bagi kita sebagai bangsa, bahwa dalam sejarah perjalanan bangsa ini pernah ada kekejaman dan pengkhianatan. Untuk itu, semua elemen bangsa harus waspada jangan sampai paham komunisme tersebut tumbuh subur kembali di bumi pertiwi yang kita cintai ini," tuturnya.
"Peringatan hari Kesaktian Pancasila harus menyadarkan kita bahwa Pancasila sebagai dasar negara dan falsafah hidup itu mampu menjadi solusi bagi berbagai permasalahan yang ada," kata Bamsoet.
Legislator Dapil VII Jawa Tengah yang meliputi Kabupaten Purbalingga, Banjarnegara, dan Kebumen ini meminta masyarakat tetap waspada terhadap kemungkinan adanya berbagai gerakan yang ingin mengganti Pancasila sebagai ideologi negara.
Peningkatan kewaspadaan tersebut perlu dilakukan karena dalam era globalisasi seperti saat ini, bangsa dengan ideologi yang kuat yang akan mampu bertahan.
"Cara paling mudah menghancurkan sebuah negara adalah dengan memecah belah bangsa dan melunturkan ideologinya. Kita harus lawan setiap gerakan yang ingin mengganti Pancasila dengan ideologi lainnya. Siapapun yang ingin mengganti Pancasila, mereka tak akan hidup damai di tanah Indonesia," tegas Bamsoet.
Mantan Ketua Komisi III DPR RI ini mengajak seluruh komponen masyarakat menyadari bahwa Pancasila merupakan kekayaan bangsa yang tak ternilai harganya. Karenanya, Pancasila harus dijadikan sebagai sumber pengetahuan dalam menjaga harkat, derajat dan martabat bangsa.
"Karena digali dari akar kehidupan yang majemuk, Pancasila mencakup seluruh kebutuhan dan hak-hak dasar manusia secara universal serta mengakar pada nilai-nilai budaya luhur bangsa Indonesia. Pancasila harus ditanamkan dan dipupuk ke dalam sanubari setiap insan sehingga mampu membangun karakter bangsa," pungkas Bamsoet.