Pengamat Imbau Kubu Prabowo-Sandiaga Keluarkan Ratna Sarumpaet dari Tim Kampanye
Aktivis Ratna Sarumpaet telah mengaku bahwa dirinya melakukan pembohongan publik dan meminta maaf atas peristiwa tersebut.
Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Aktivis Ratna Sarumpaet telah mengaku bahwa dirinya melakukan pembohongan publik dan meminta maaf atas peristiwa tersebut.
Pengamat komunikasi politik Universitas Paramadina, Hendri Satrio menilai hal tersebut belumlah cukup.
Kubu Prabowo Subianto-Sandiaga Uno tak bisa serta merta lepas dari isu atau kesalahan yang dibuat oleh Ratna tersebut.
Hendri mengatakan satu-satunya cara agar membersihkan isu ini adalah mereka harus mengeluarkan Ratna dari tim Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga.
"Ya, satu cara saja untuk membersihkan isu ini, ya Ratna harus dikeluarkan dari tim," ujar Hendri, ketika dihubungi Tribunnews.com, Rabu (3/10/2018).
Baca: Ini Pernyataan Lengkap Ratna Sarumpaet Akui Kebohongan Soal Pengeroyokan di Bandung
Karena bila itu tidak dilakukan, founder lembaga survei KedaiKOPI ini melihat isu ini pasti akan dibawa terus oleh kubu petahana.
Bukan tak mungkin, kata dia, kubu Jokowi-Ma'ruf akan mengungkit masalah ini selama Pilpres 2019 berlangsung.
"Karena kalau nggak itu akan kebawa-bawa tuh, jadi sepanjang Pilpres nanti diungkit-ungkit. Itu satu-satunya cara. Nggak ada lagi caranya," tukas Hendri.
Sebelumnya diberitakan, aktivis Ratna Sarumpaet menyatakan bahwa ia menciptakan kebohongan dengan mengaku mengalami penganiayaan sehingga wajahnya penuh dengan lebam.
Hal itu disampaikannya melalui konferensi pers di kediamannya di Jalan Kampung Melayu Kecil V Nomor 24, Tebet, Jakarta Selatan, Rabu (3/10/2018).
Ia didampingi sejumlah personil ACTA (Advokat Cinta Tanah Air) dan Ustadz Ansufri Idrus Sambo.
Sambil menetaskan air mata dan terisak Ratna mengakui bahwa dirinya mendatangi Rumah Sakit Bedah Bina Estetika di Menteng, Jakarta Pusat pada tanggal 21 September 2018, tanggal yang diklaim Ratna terjadi penganiayaan kepada dirinya di Bandung.
“Waktu itu saya mendatangi rumah sakit khusus bedah dan mendatangi dokter khusus bedah bernama Sidik Setya Miharja untuk melakukan operasi sedot lemak di pipi kiri saya,” jelasnya.
Ratna kemudian mendapati wajahnya mengalami lebam usai operasi itu pada tanggal 22 September 2018. Dan pada saat itu juga dia mengaku melakukan kebodohan.
“Dokter bilang itu biasa kemudian saya pulang menemui anak saya dan saya melakukan kebohongan dengan mengatakan bahwa saya mengalami penganiayaan, dan informasi itu dikorek terus hingga seminggu kemudian,” jelasnya.
Ratna mengaku terus menciptakan kebohongan bahkan kepada tokoh terkenal yang membelanya seperti Fadli Zon, Prabowo Subianto hingga Amien Rais.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.