Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kisah Yusman, Bocah 12 Tahun yang Selamatkan Kedua Adiknya Saat Gempa dan Tsunami Palu

Bocah 12 tahun bernama Abu Syatif Ayusman berhasil menyelamatkan dua adiknya saat gempa dan tsunami mengguncang Palu, Jumat (28/9/2018).

Editor: Fathul Amanah
zoom-in Kisah Yusman, Bocah 12 Tahun yang Selamatkan Kedua Adiknya Saat Gempa dan Tsunami Palu
Kompas.com

TRIBUNNEWS.COM - Bocah 12 tahun bernama Abu Syatif Ayusman berhasil menyelamatkan dua adiknya saat gempa dan tsunami mengguncang Palu, Jumat (28/9/2018).

Kedua adiknya tersebut yakni Nadia Farah Rabbani (11) dan Asep Mustakim (5).

Yusman dan kedua adiknya bersama 86 anak korban bencana Sulteng kini berada di tempat pengungsian di kompleks SD dan TK Panrita milik yayasan Akar Panrita Makassar.

Baca: Update Gempa Donggala - 113 Korban Masih Hilang dan Lebih dari 65 Ribu Rumah Rusak

Mereka berada di Kota Makassar, setelah menumpang pesawat Hercules milik TNI AU yang digunakan mengangkut pengungsi dari Kota Palu ke Kota Makassar sejak Senin (1/10/2018).

Di tempat penampungan, bocah yang kini duduk di kelas 6 SD ini menceritakan kisahnya, Rabu (3/10/2018).

Kesedihan terlihat di wajahnya. Ia tampak menahan air mata saat menceritakan tentang apa yang dialaminya saat gempa magnitudo 7,4 mengguncang daerahnya.

Saat itu, ia dan kedua adiknya tengah bermain di luar rumah.

Berita Rekomendasi

Sedangkan ibunya tengah berada di dalam rumahnya di Kelurahan Tondo, Kecamatan Mantikulore, Kota Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng).

Sementara sang ayah, masih berada di luar rumah bekerja sebagai pengusaha.

Saat gempa bumi mengguncang, Yusman dan dua adiknya tersebut hendak pulang ke rumah.

Namun orang-orang yang berpapasan di jalan, memintanya ikut menyelamatkan diri ke tempat tinggi.

Dia dan kedua adiknya kemudian sempat ikut menumpangi mobil bak terbuka ke perbukitan yang dikenal dengan nama Vatutela.

“Saya rasa goyang keras sekali, rumah-rumah retak dan ada yang hancur. Orang-orang lari semua, mereka bilang air naik. Jadi saya ikut numpang di mobil bak terbuka ke bukit," ujarnya dengan nada suara yang kecil.

"Kami di sana sama banyak orang. Satu hari tidak makan, cuma dapat minum dikasi orang,” kata Yusman yang berbaur dengan anak-anak lain yang senasib dengannya.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas