Anggaran Rp 125 Miliar Siap Digelontorkan untuk Bangun Fasilitas Keagamaan Pasca-Gempa Lombok
ementerian Agama menyiapkan dana Rp 125 miliar untuk kembali membangun fasilitas keagamaan yang terdampak bencana gempa bumi di Lombok
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Agama menyiapkan dana Rp 125 miliar untuk kembali membangun fasilitas keagamaan yang terdampak bencana gempa bumi di Lombok, Nusa Tenggara Barat.
Anggaran yang diajukan ke Kementerian Keuangan RI tersebut, termasuk dalam program rehabilitasi atau rekonstruksi (rehab/rekon) terdampak gempa.
Baca: 20 Truk Tangki Dikerahkan PMI Angkut Air Bersih ke Tenda-tenda Pengungsian di Sulawesi Tengah
Dirjen Pendidikan Islam Kamaruddin Amin yang juga Ketua Tim Rehab/Rekon menuturkan, anggaran akan dialokasikan untuk bantuan rehab atau rekon lembaga pendidikan agama dan keagamaan serta rumah ibadah.
Termasuk madrasah, perguruan tinggi, masjid, gereja, vihara, hingga dharmasekha, dan sarana keagamaan lainnya.
"Rehab/rekon segera dijalankan. Inpres Nomor 5 tahun 2018 mengamanatkan agar rehab/rekon gempa NTB per 31 Desember 2018," jelas Kamaruddin dalam keterangannya, Minggu (7/10/2018).
Baca: Perusahaan Nikel PT IMIP Sumbang Tiga Truk Logistik di Posko ACT Palu
Lebih lanjut, sarana pendidikan agama yang banyak terdampak gempa adalah madrasah.
Sejumlah data menunjukan, sedikitnya ada 144 unit MI (SD), 133 unit MTs (SMP), 67 unit MA (SMU) yang terdampak, dengan kondisinya beragam, mulai dari rusak ringan, sedang, hingga berat.
"Tentulah anggaran Kemenag tidak dapat mengcover semuanya. Kondisi ini sudah dilaporkan oleh Ditjen Pendidikan Islam ke Kementerian PUPR. Ada 74 unit MI, 74 unit MTs, dan 44 unit MA yang akan dibangun PUPR," jelasnya.
Baca: Marak Hoax Soal Gempa dan Tsunami di Sulawesi Tengah, Jokowi: Tindakan Pengecut
Selain madrasah, tercatat juga 37 bangunan pesantren rusak berat dan 14 lainnya rusak sedang.
Sementara untuk Perguruan Tinggi Keagaman Islam Negeri (PTKIN), ada dua gedung yang mengalami rusak total, empat rusak berat, dua rusak sedang, dan tujuh gedung rusak ringan.
"Ini akan kami lakukan melalui proses recovery pembangunan sarana pendidikan dan rumah ibadah pada 2019. Saat ini sedang dalam proses penganggaran menuju pagu definitif," terang Kamaruddin.