Bermodal Senter, Rahmat Menyusuri Jejak Sang Kekasih di Pantai Talise
Wiro menceritakan, sehari sebelum gempa dan tsunami Palu, terjadi, Ia mengaku seolah sang kekasih memberi isyarat sebelum kepergiannya.
Penulis: Yanuar Nurcholis Majid
Editor: Johnson Simanjuntak
"Lumpur menggenang. Dalam benak dan doa, saya harus menemukan jenazahnya. Saya periksa satu per satu mayat di tepi jalan," doa Rahmat kala itu.
Suara rintihan 'minta tolong' pun masih terngiang hingga kini di telanga Rahmat, serta betapa dashyat nya tsunami dan gempa masih terekam jelas di matanya.
Keesokan hari, Sabtu 29 September 2018, Wiro masih semangat mencari jejak kekasih yang akan dinikahinya.
"Saya mencari hingga di Kawatuna dan Petobo. Lalu karena bensin kendaraan kami habis, terpaksa saya pulang dengan berjalan kaki dari Petobo ke Jalan Garuda, lorong Sempati Air," cerita Rahmat.
Satu sifat yang terus dikenang Rahmat dari kekasihnya ialah, sifat Andriany yang penyayang.
Rahmad pun berusaha ikhlas menghadapi cobaan yanh diberitakan Tuhan kepadanya.
"Mungkin sudah jalan hidup saya, kalau melawan malah berdosa nanti nya," tutur Rahmat .