Politik Kebohongan Dikhawatirkan Warnai Elite Politik
Bahayanya politik kebohongan ini justru melanda elite politik sampai ke bawah.
Editor: Hasanudin Aco
“Kita harus akhiri politik kebohongan, politik yang merasa benar sendiri, dan perkuat politik pembangunan. Politik kerja pembangunan, politik berkarya. Pembangunan bangsa sumber daya manusia yang siap bersaing di revolusi industri," kata Jokowi saat menghadiri Peringatan HUT ke-54 Partai Golkar di JIExpo, KEmayoran, Jakarta Pusat, Minggu (21/10/2018).
Jokowi mengatakan jika politik kebohongan dihentikan maka kejayaan dan kemajuan bangsa Indonesia bisa terwujud.
Jokowi ingin, masa-masa pesta demokrasi seperti Pemilihan Presiden (Pilpres) dan Pemilihan Legislatif (Pileg), Partai politik harus mampu menunjukkan kepada rakyat bahwa pesta demokrasi itu bukanlah perang demokrasi.
“Melainkan sebuah perayaan pesta demokrasi. Perayaan yang diisi dengan adu gagasan, adu program, adu ide-ide, adu rekam jejak, adu prestasi. Inilah yang namanya perayaan pesta demokrasi yang benar," ujar Jokowi.
Selain itu, Jokowi mengingatkan bahwa tantangan partai politik ke depan semakin berat.
Bukan hanya menyiapkan kadernya untuk duduk di kabinet atau wakil rakyat namun juga mengembalikan kepercayaan rakyat pada proses itu sendiri.
“Tantangan ini tak akan bisa diselesaikan dengan mudah jika para politikusnya masih terlibat saling ejek dan adu hoaks, hingga saling fitnah,” kata Jokowi.
Justru kata dia, hal itu malah semakin memperlebar jarak antara Partai Politik dengan masyarakat.
Sebab mantan Wali Kota Solo ini yang terpenting saat ini para politikus harus mendengarkan keluhan masyarakat secara langsung, bukan sebaliknya menyuruh masyarakat selalu mendengarkan pemerintah dan politikus.
"Jangan hanya paksa rakyat dengarkan kita, melainkan kita harus dengar aspirasi rakyat dengar apa yang dibutuhkan rakyat jangan hanya duduk menunggu rakyat datang, melainkan harus turun temui mereka,” pungkasnya.