Basarnas Susun Strategi untuk Angkat Kotak Hitam dan Badan Pesawat dari Kedalaman 32 Meter
Panglima Komando Armada I Laksamana Muda TNI Yudo Margono telah menghubungi pihak berwenang untuk meminta izin melego jangkar
Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pencarian korban dan fuselage (badan utama) pesawat Lion Air JT610 kian menemui titik terang.
Basarnas bersama tim lainnya telah berhasil menemukan badan pesawat, dan mendengar bunyi ping locater keberadaan kotak hitam pada kedalaman 32 meter. Strategi pun telah disusun oleh pihak Basarnas.
Namun, untuk menjangkau keberadaan dua objek tersebut menemui kesulitan. Selain derasnya air laut, persoalan lainnya adalah di titik lokasi terdengarnya ping locater dan bangkai pesawat, terdapat pipa pengeboran milik PT Pertamina (Persero) yang melintang di dalam laut.
Maka dari itu, pihaknya telah menyusun strategi untuk mengatasinya. Salah satu strategi yang paling jitu adalah menurunkan jangkar guna menstabilkan posisi kapal dari terjangan derasnya arus laut.
Terkait keamanan penurunan jangkar, Panglima Komando Armada I Laksamana Muda TNI Yudo Margono telah menghubungi pihak berwenang untuk meminta izin melego jangkar.
"Kapal yang membawa peralatan tersebut dengan ROV itu lego jangkar, daerah tersebut banyak pipa Pertamina, pipa pengeboran, tadi pangarmada 1 sudah menelpon kepada pihak yang berwenang untuk meminta izin supaya lego jangkar, supaya kapal tidak geser. Strateginya gitu," kata Kepala Basarnas Muhammad Syaugi, di JICT 2, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu (31/10/2018) malam.
Dengan strategi itu, Syaugi mengaku akan lebih aman untuk menurunkan Remote Operating Vehicle (ROV) sehingga para penyelam nantinya bisa lebih mudah dan jelas menyusuri dasar laut tanpa terpengaruh arus.
"Sehingga kita bisa menurunkan ROV, penyelam bisa jelas kebawah kesitu tidak terbawa arus," imbuhnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.