Mohammad Idris Sebut 5 Korban Kecelakaan Pesawat Lion Air JT 610 Warga Terbaik Kota Depok
Wali Kota Depok, Mohammad Idris mengatakan lima warga Depok yang jadi korban kecelakaan pesawat Lion Air JT 610 merupakan warga terbaik.
TRIBUNNEWS.COM, DEPOK - Wali Kota Depok, Mohammad Idris mengatakan lima warga Depok yang jadi korban kecelakaan pesawat Lion Air JT 610 merupakan warga terbaik.
Hal ini disampaikan Idris usai mengikuti salat satu korban kecelakaan pesawat Lion Air JT 610, Ibnu Hantoro (33) di Masjid Nurul Amal Komplek Pelni Kelurahan Baktijaya, Sukmajaya, Depok.
"Almarhum (Ibnu) salah satu warga terbaik Kota Depok, ada lima warga terbaik Depok yang jadi korban peristiwa ini," kata Idris di Masjid Nurul Amal, Sukmajaya, Depok, Rabu (07/11/2018).
Di hadapan keluarga besar, tetangga, dan sahabat Ibnu, Idris menyebut almarhum meninggal dalam keadaan mulia karena hendak menjalankan tugasnya sebagai dokter spesialis penyakit dalam di RSUD Koba Bangka Tengah.
Idris juga menyebut banyak hal yang bisa diteladani dari pribadi suami Helda Aprilia (31) sekaligus ayah dari Arisa (4) dan Fatih (1) itu.
"Beliau sedang melaksanakan tugas mulia. Banyak hal baik yang ditinggalkannya, bukan sekedar pekerjaan beliau, tapi juga peninggalan-peninggalan selama beliau menjadi dokter umum, dokter spesialis," ujarnya.
Perihal bantuan materil, Mohammad Idris menuturkan Pemkot Depok tak memberi bantuan materil dan hanya bantuan moril kepada lima keluarga yang jadi korban kecelakaan pesawat Lion Air JT 610.
Menurutnya bantu dari segi materil tak terlalu diperlukan lantaran keluarga berduka kehilangan seseorang yang dicintainya, bukan barang yang dapat diukur nilainya.
Meski menyebut pemerintah pusat perlu mengevaluasi sistem transportasi di Indonesia agar tak ada lagi kecelakaan yang merenggut nyawa, dia percaya pemerintah pusat telah memberi bantuan materil.
"Kita mungkin memberikan dari sisi moril ya kepada mereka, kalau dari sisi materi mungkin bagi mereka juga tidak terlalu perlu. Dan saya rasa pemerintah pusat karena ini musibah nasional sudah perhatian materi," tuturnya.
Dia mencontohkan pendampingan psikologis yang dapat dilakukan oleh tenaga ahli, warga, serta camat dan lurah setempat sebagai pemantau kondisi keluarga korban.
Pendampingan psikologis perlu mengingat sejumlah korban merupakan sosok orangtua yang usia anaknya masih bayi ataupun balita.
"Ke depan saya minta pak Lurah dan Pak Camat untuk memantau bagaimana keluarganya bagaimana kondisinya agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Pendamping bisa dari kita, atau kita mebg-hire warga di sini," lanjut Idris.
Sebagai informasi, ada lima warga Depok yang jadi korban kecelakaan pesawat Lion Air JT 610, yakni Ibnu Hantoro, Imam Riyanto, Yulia Silvianti, Mahheru, dan Muhammad Jufri.
Jasad Ibnu Hantoro yang merupakan warga Kecamatan Sukmajaya, dan Imam Riyanto warga Kecamatan Cinere telah berhasil diidentifikasi Tim DVI pada Selasa (06/11/2018).
Jenazah Ibnu dimakamkan di TPU Pondok Ranggon, Jakarta Timur siang hari ini, sedangkan jenazah Imam dimakamkan di TPU Gandul, Cinere Selasa (06/11/2018) malam kemarin.
Pihak keluarga Silvianti, warga Kecamatan Beji, Mahheru, warga Kecamatan Cilodong, dan Muhammad Jufri, warga Kecamatan Sawangan sampai sekarang masih menunggu kepastian nasib keluarganya.
Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul Melayat Korban Pesawat Lion Air PK-LQP, Wali Kota Depok: Lima Warga Terbaik Jadi Korban
Baca: Keluarga Korban Jatuhnya Pesawat Lion Air JT 610 Paul Ferdinand Ayorbaba Tampak Tegar
Baca: Keluarga Korban Jatuhnya Pesawat Lion Air JT 610 Memohon Agar Pencarian Dilakukan Hingga Tuntas