Peta Jalan Revolusi Industri 4.0 yang Diluncurkan Presiden Jokowi Bergulir
Peta jalan Making Indonesia 4.0 itu ditetepkan oleh Presiden sebagai salah satu agenda nasional Indonesia.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indonesia menggandeng negara-negara Asia Pasifik untuk melakukan akselerasi Industri 4.0 pada acara Regional Conference on Industrial Development (RCID) di Bali, Kamis (8/11/2018).
“Kami percaya bahwa transformasi terhadap industri 4.0 akan membawa kita ke model bisnis baru pada industri manufaktur yang dapat memberi daya saing dan nilai tambah yang lebih tinggi, kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto seusai membuka acara.
Untuk diketahui, pada 2018, Presiden Jokowi meluncurkan peta jalan Indonesia untuk menerapkan revolusi industri 4.0. Peta yang diberi nama Making Indonesia 4.0, memberikan arah bagi pergerakan industri nasional di masa depan.
Peta jalan ini mendukung visi Presiden Jokowi untuk menjadikan Indonesia sebagai negara maju.
Peta jalan Making Indonesia 4.0 itu ditetepkan oleh Presiden sebagai salah satu agenda nasional Indonesia. Sebagai koordinator program tersebut adalah Kementerian Perindustrian.
Presiden Jokowi mengharapkan bahwa kementerian dan lembaga lain, pemerintah daerah, dan juga pelaku usaha mendukung penuh program ini sesuai tugas masing-masing demi kemajuan bangsa yang dicintai.
Lebih lanjut Airlangga menjelaskan, untuk mengubah menjadi negara yang kompetitif di era revolusi industri 4.0, diperlukan integrasi konektivitas, teknologi, informasi dan komunikasi.
Upaya ini mampu mengarahkan proses industri yang lebih efisien dan menghasilkan produk yang lebih berkualitas.
Jadi, paradigma baru bergeser, yang memposisikan proses manufaktur sebagai hasil dari penggunaan internet yang memungkinkan terjadinya komunikasi antarmesin serta antara manusia dengan mesin secara real time, yang akan menciptakan smart products and smart services, tuturnya.
Selain itu, diyakini bahwa industri 4.0 dapat meningkatkan produktivitas dan daya saing sektor industri kecil dan menengah (IKM).
“Munculnya berbagai digital marketplace dan online services tidak saja menghubungkan IKM dengan pelanggan lokal, tetapi juga dengan pasar regional yang jauh lebih besar. Hal ini akan pula membawa pertumbuhan ekonomi yang inklusif," jelasnya.