KNKT Susun Strategi untuk Temukan CVR Lion Air PK-LQP
Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono menyebutkan sejumlah metode dan teknologi canggih digunakan guna mencari benda yang diperkirakan tertimbun lumpur itu.
Penulis: Ria anatasia
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) masih berupaya mencari cockpit voice recorder (CVR) di kotak hitam Lion Air PK-LQP yang jatuh di perairan Karawang, Jawa Barat, Senin (29/11/2018) lalu.
Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono menyebutkan sejumlah metode dan teknologi canggih digunakan guna mencari benda yang diperkirakan tertimbun lumpur itu. Di antaranya adalah sistem sub-buttom profiling dan high-resolution side scan sonar.
"Sub-bottom profiling ini adalah untuk mendeteksi benda apa saja di dalam lumpur. Lalu kita menggunakan side scan sonar dan multibeam echo-sounder, namun itu adalah untuk permukaan," paparnya dalam rapat kerja bersama Menhub Budi Karya Sumadi dan Komisi V DPR di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Kamis (22/11/2018).
KNKT juga menggunakan alat penyedot lumpur pada lokasi yang diduga ada kotak hitam berisi VCR Lion Air PK-LQP.
"Yang untuk di dalam lumpur, kita akan menggunakan sub-bottom profiling dan magneto serta nanti kita akan melakukan penyedotan lumpur di beberapa tempat yang kita curigai di mana terdapat CVR atau black box," jelasnya.
Baca: Grace Natalie Diperiksa, Guntur Romli dan Caleg PSI Sambangi Polda Metro Jaya
Tak sampai di situ, KNKT mendatangkan kapal dilengkapi ROV (remotely operated underwater vehicle) dengan sejumlah sistem teknologi canggih. Mereka juga dibantu oleh sekira 10 penyelam andal.
"Kita juga menggunakan world class ROV yang dilengkapi dengan empat kamera dengan robotic arm dan penyelam-penyelam yang profesional karena kami tak berani menggunakan penyelam dengan sistem scuba. Kami akan menggunakan penyelam yang certified di kedalaman 25-35 meter," kata dia.