PSI: Kami Rela Tidak Dibayar Bila Tidak Mampu Buat UU Bermutu
Sejumlah Calon Legislatif dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI) mendatangi Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat, (7/12/2018).
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews, Taufik Ismail
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sejumlah Calon Legislatif dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI) mendatangi Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat, (7/12/2018).
Kedatangan mereka untuk meminta transparasi DPR dalam rangka hari anti korupsi Internasional.
Mereka menuju kanor Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) DPR untuk meminta data tentang laporan biaya kunjungan kerja dan anggaran untuk rapat-rapat penyusuan RUU.
"Jadi kita mau mendorong transparansi DPR kita mau minta data kemana sih , sebenarnya sudah bagus ini kita bisa dapat data lewat online namun ada beberapa data yang engga ada nah itu yang kita mau pindahin ke sini," ujar Juru Bicara PSI, Mikhail Gorbachev Dom di lokasi.
Menurutnya transparansi sangat diperlukan untuk mengetahui kinerja DPR dalam menjalankan tugas-tugasnya, mulai dari legislasi, pengawasan, dan penganggaran. Bila kinerja tersebut belum maksimal, PSI bertekad untuk mengubahnya bila pada periode 2019-2024 bisa lolos ke parlemen.
"Kalau misalnya nanti PSI masuk kita rela nih engga dibayar kalau misalnya kita engga bisa menghasilkan umpannya UU yang berkualitas gitu," katanya.
Para Caleg PSI yang terpilih juga menurutnya rela diganti (pergantian antar waktu/PAW) bila tidak produktif dalam membuat undang undang.
"Kalau Prolegnas 20 kita cuma 5. kita relanih dibayar bahkan kita rela di PAW, pergantian antar waktu," katanya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.