Jika Masih Andalkan Gaya Politik 2014, Jokowi-Ma'ruf Dikhawatirkan Kalah
Pengamat komunikasi politik Universitas Paramadina, Hendri Satrio, menilai kubu petahana harus mewaspadai gerakan oposisi.
Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat komunikasi politik Universitas Paramadina, Hendri Satrio, menilai kubu petahana harus mewaspadai gerakan oposisi.
Hal itu lantaran pada persaingan Pilpres 2019 ini, kubu Jokowi-Ma'ruf masih disebutnya mengandalkan gerakan-gerakan 'ala 2014'.
Sementara kubu oposisi, kata dia, mulai memunculkan gerakan yang bisa dibilang cerdik.
"Nah yang perlu diwaspadai dari oposisi untuk petahana adalah gerakan-gerakan oposisi ini cukup cerdik, lincah dan cerdas. Sementara gerakan-gerakan petahana masih mengandalkan gerakan-gerakan ala 2014 lalu," ujar Hendri, ketika dihubungi Tribunnews.com, Selasa (11/12/2018).
Gerakan cerdik yang dimaksud adalah kubu oposisi berencana memindahkan markas perjuangan Sandiaga ke Jawa Tengah.
Baca: Prabowo-Sandi Dipuji Karena Pindahkan Markasnya ke Jawa Tengah
Padahal, Jawa Tengah dikenal dengan basis suara bagi kubu petahana.
Founder lembaga survei KedaiKOPI itu mengatakan jika rencana Prabowo-Sandiaga brilian, lantaran dapat berimbas positif.
"Ya memang merebut Jawa Tengah adalah hal yang penting buat Prabowo ya. Jangankan merebut, menipiskan jarak dengan Jokowi saja bisa berimbas positif di daerah-daerah lain," kata dia.
"Jadi kalau kemudian Sandiaga memindahkan markas komandonya di Jawa Tengah itu strategis sekali, sebuah rencana yang brilian," imbuh pria yang hobi bermain basket itu.
Gerakan cerdik itulah, yang membuat Hendri melancarkan imbauannya bagi kubu petahana. Karena, bila tak berhati-hati, bisa saja dikalahkan oleh kubu oposisi nantinya.
"Nah ini yang mesti diperhatikan, jangan sampai (kubu petahana) kepercayaan diri berlebihan, kemudian bisa dikalahkan oleh oposisi. Hati-hati," pungkasnya.