Cerita 10 Tahun Sebelum Merdeka, Ulama Ingin Indonesia Sebagai Darusalam
Kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan diserukan untuk tidak takut membela Pancasila yang memperjuangkan nilai-nilai Islam.
Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, ASAHAN -- Kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan diserukan untuk tidak takut membela Pancasila yang memperjuangkan nilai-nilai Islam.
Disampaikan Ketua DPP Baitul Musliman Indonesia PDIP, Zuhairi Misrawi, saat konsolidasi partai di Kisaran, Kabupaten Asahan, Minggu (16/12/2018). Zuhairi menyampaikan di hadapan seribu pengurus ranting PDIP hingga cabang dari empat kabupaten. Asahan, Tanjung Balai, Batubara, dan Labuhan Batu Utara.
Zuhairi bercerita, pada 1935, diadakan Muktamar Nahdatul Ulama di Banjarmasin, 10 tahun sebelum Indonesia merdeka. Bung Karno hadir, dan menyampaikan kepada ulama agar memikirkan seperti apa Indonesia kalau merdeka.
"Hasilnya adalah para ulama mengatakan, 10 tahun sebelum merdeka, bahwa Indonesia nanti kalau merdeka, kita jadikan Indonesia sebagai Darussalam, sebagai 'surga'. Bukan negara Islam," kata Zuhairi.
Baca: Satpam Digigit Anjing Pitbul Gara-gara Berselisih Pendapat dengan Pemiliknya
Zuhairi berpandangan, negara yang damai adalah negara yang menghargai keberagaman. Sama dengan Pancasila yang menjadi pemersatu beragamnya warganya. "Jadi Pancasila adalah Darussalam, Pancasila adalah 'surga' bagi kebhinekaan, membangun persaudaraan," ujar Zuhairi.
Mengetahui kisah itu pula yang membuat Zuhairi bergabung dengan PDIP sejak lulus dari Universitas Al Azhar, Mesir. "Saya ini kakak kelasnya Ustadz Abdul Somad," kata Zuhairi, yang merupakan Caleg DPR-RI dapil DKI Jakarta 2 itu.
"Saya aktivis Nadhatul Ulama. Saya cinta dengan partai ini, saya sayang dengan partai ini, karena partai ini menjaga Pancasila," kata Zuhairi
Zuhairi meminta agar para kader PDIP, khususnya di empat kabupaten itu, tak khawatir untuk terus memperjuangkan tegaknya nilai Pancasila. Sebab Bung Karno menjadikan Islam Kebangsaan sebagai kekuatan mempertahankan Islam di Indonesia.
Dijelaskannya, Bung Karno mendorong Islam berkebudayaan. Sebab takdir bangsa Indonesia adalah kebhinekaan dan keragaman. Di Islam sendiri, ada NU, Muhammadiyah, Al Wasliyah, dan Persis. Bung Karno dekat dengan semua kelompok itu. Namun sekarang ada orang yang ingin memecah belah sesama umat Islam, bahkan Islam dengan kelompok non-muslim.
Untuk itu, dia menjelaskan bahwa ulama NU pun merumuskan tiga model ukhuwah. Yakni ukhuwah islamiyah yang mendorong agar umat Islam sebagai mayoritas selalu damai.
Kedua, ukhuwah wathaniah, memperjuangkan persaudaraan kebangsaan. Jangan sampai mau diprovokasi oleh kelompok yang disebutnya 'kemarin sore' dan 'tak jelas sejarahnya'. Yang ketiga, karena hidup di dalam dunia global, maka ulama NU menyatakan perlunya persaudaraan kemanusiaan. Disebut sebagai ukhuwah basyariyah.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.