BMKG Pastikan Gelombang Tinggi di Selat Sunda Tsunami yang Dipicu Erupsi Gunung Anak Krakatau
Gelombong tinggi yang terjadi di Selat Sunda khususnya yang menghantam pesisir Lampung dan Serang diduga diakibatkan aktivitas Gunung Anak Krakatau.
Penulis: Adi Suhendi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gelombong tinggi yang terjadi di Selat Sunda khususnya yang menghantam pesisir Lampung dan Serang diduga diakibatkan aktivitas Gunung Anak Krakatau.
Kepala Badan Meteorolgi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati, dalam jumpa persnya menjelaskan bila memang ada peristiwa berbeda dalam waktu bersamaan.
Pertama, BMKG sudah mendeteksi akan adanya gelombang tinggi di sekitar Selat Sunda dari 22-25 Desember 2018.
Baca: Wilayah Pesisir Dihantam Gelombang Tinggi, Warga Lampung Selatan Belum Berani Kembali ke Rumah
Kedua, ada peristiwa erupsi Gunung Anak Krakatau.
"Ini peristiwa berbeda tapi terjadi di satu lokasi," kata Dwikorita Karnawati,.
Hasil pantauan tim BMKG yang kebetulan berada di Selat Sunda untuk melakukan uji coba, memang terjadi hujan lebat, gelombang tinggi, dan angin kencang sehingga tim pun kembali ke daratan.
Baca: Hilang Seusai Tsunami, Vokalis Grup Band Seventeen: Minta Doanya Agar Istri Saya Cepat Ketemu
Pada saat bersamaan, pukul 21.03 WIB terjadi erupsi Gunung Anak Krakatau.
Kemudian tidak lama terjadi ada kenaikan muka air laut.
Baca: Perempuan Milenial Indonesia Makin Bersemangat Terbangkan Pesawat
BMKG pun melakukan analisis atas fenomena tersebut. Setelah dianalisis disimpulkan bila gelombang tinggi tersebut merupakan tsunami.
"Setelah dianalisis lebih lanjut gelombang itu merupakan gelombang tsunami," katanya.
BMKG menduga tsunami dipicu longsoran tebing atau lereng yang disebabkan aktivitas Gunung Anak Krakatau.
"Besok kita akan upayakan lagi untuk mengecek," katanya.