Gubernur Banten: Perekaman e-KTP Percepat Identifikasi Korban Tsunami
Perekaman KTP elektronik atau KTP-el mempercepat identifikasi korban tsunami di Banten dan Lampung beberapa waktu yang lalu.
Penulis: Rizal Bomantama
Editor: Fajar Anjungroso
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rizal Bomantama
TRIBUNNEWS.COM, BANTEN - Gubernur Banten Wahidin Halim mengakui bahwa perekaman KTP elektronik atau KTP-el mempercepat identifikasi korban tsunami di Banten dan Lampung beberapa waktu yang lalu.
Ia mengatakan dengan menempelkan sidik jari pada alat yang disediakan akan langsung tersambung dengan data Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) sehingga identifikasi korban yang meninggal dunia maupun masih hidup bisa cepat dilakukan.
“Dalam waktu hitungan menit banyak korban bisa diidentifikasi karena dengan menempelkan sidik jari maka bisa langsung tersambung dengan data Dukcapil, KTP-el ini sangat membantu sekali,” ungkap Wahidin.
Baca: Pengungsi Keluhkan Birokrasi Distribusi Bantuan Bencana Tsunami di Sumur, Pandeglang
Hal itu disampaikannya kepada Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo yang datang ke Kantor Gubernur Banten di Serang, Jumat (28/12/2018) untuk melakukan koordinasi penanganan bencana tsunami di pesisir barat Banten.
Wahidin mengatakan hanya sedikit kesulitan yang ditemui dalam hal identifikasi korban bencana tsunami itu.
“Kesulitan kalau misal ada yang belum rekam KTP-el, saat tempelkan sidik jari tidak keluar datanya karena memang belum merekam,” tegasnya.
Baca: Meradang Karena Aurat Dylan Sahara Dikomentari Nyinyir, Ifan Seventeen: Saya Akan Cari Anda!
Sementara itu Tjahjo Kumolo mengapresiasi tindakan cepat pemerintah daerah termasuk Pemprov Banten dan pemkab atau pemkot yang terdampak tsunami dalam menangani bencana tersebut.
“Saya apresiasi karena pemda, TNI, dan Polri bergerak cepat dengan adanya bencana ini, termasuk dalam identifikasi korban,” ungkap Tjahjo.
Kemudian Tjahjo meminta Pemprov Banten untuk menyampaikan informasi yang komprehensif dan tidak menimbulkan kepanikan di masyarakat.
“Pemprov perlu kerja sama dengan media dan radio setempat untuk sampaikan informasi kepada masyarakat agar tetap waspada tapi tidak menakut-nakuti,” pungkasnya.