TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA-Ucapan Calon Presiden Prabowo Subianto dalam debat presidensial Kamis (17/1/2019) malam, menurut politisi PDI Perjuangan Charles Honoris banyak mengandung inkonsistensi. Terutama, katanya yang berkaitan dengan isu korupsi.

"Inkonsistensi Pak Prabowo terkuak berkat kelihaian Pak Jokowi dalam memainkan narasi, sehingga lawannya seperti ditelanjangi," ujarnya.

Baca: Saat Jokowi Turun di Stasiun Rancaekek Hanya untuk Foto Bersama Warga

"Bagaimana bisa seorang Prabowo di satu sisi mengatakan akan menghukum koruptor dengan “menaruh di pulau terpencil dan suruh tambang pasir terus menerus”, tapi di sisi lain dia membela 6 caleg Gerindra mantan koruptor dengan mengatakan “korupsinya enggak seberapa,” kata Charles, Jumat (18/1/2019).

Seharusnya, saran Charles mantan pimpinan KPK yang menjadi mentor debat Prabowo memberi pemahaman lebih, korupsi adalah kejahatan luar biasa. Menyengsarakan rakyat dan tidak boleh diremehkan dengan “korupsinya enggak seberapa.

Dari inkonsistensi ini, kata Charles lagi, publik sebenarnya bisa melihat komitmen pemberantasan korupsi Pak Prabowo yang tebang pilih. "Keras terhadap pihak lain, tapi lembek untuk kader sendiri. Sikap calon pemimpin seperti ini jelas sangat membahayakan bagi masa depan pemberantasan korupsi di negeri ini," kata Charles.

Sebaliknya, Jokowi menurutnya tidak memiliki beban memainkan narasi korupsi. Karena seperti beliau katakan sendiri “saya tidak punya beban masa lalu” dan “saya tidak punya rekam jejak korupsi," sambung Charles.

Baca: 4 Momen Menarik dalam Debat Capres Pertama 2019, Prabowo Joget, Maruf Amin Pecah Telur

"Di samping itu, PDI Perjuangan, partainya Pak Jokowi, atas instruksi Ibu Megawati juga telah bersikap tegas dengan tidak meloloskan satu pun caleg yang pernah terlibat korupsi dalam Pemilu 2019," ia memastikan.