Soal Penganiayaan Penyelidik KPK, Saut Situmorang Sebut CCTV Hotel Borobudur Diformat
CCTV yang rusak tidak akan menghalangi penyelidikan, karena kasus yang penganiayaan yang menimpa dua penyelidik KPK termasuk perkara sederhan
Penulis: Amriyono Prakoso
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Wakil Ketua KPK Saut Situmorang mengatakan, CCTV di Hotel Borobudur rusak. Hal itu ia sampaikan ihwal tragedi penganiayaan terhadap dua anak buahnya saat sedang menjalankan tugas pada Minggu (3/2/2019) dini hari.
"Konon katanya rusak pada saat kejadian lalu di Format hardisknya, kemudian on lagi setelah kejadian penganiayaan," kata Saut kepada wartawan.
Menurut Saut, CCTV yang rusak tidak akan menghalangi penyelidikan, karena kasus yang penganiayaan yang menimpa dua penyelidik KPK termasuk perkara sederhana.
"Kasus di hotel Borobudur ini lebih sederhana pasti terungkap karena pelakunya jelas, walau CCTV hotel itu tidak membantu," ujarnya.
Kata Saut, satu dari dua pegawai KPK diserang mengalami luka cukup serius, sedangkan satu lagi mendapat ancaman intimidasi.
Baca: Jasa Hubungan Sesama Jenis Tak Dibayar, Lelaki Berondong Bunuh Juragan Keripik, Ini Kronologinya
"Saat ini korban sudah bisa berkomunikasi, namun pemeriksaan kemungkinan akan ditunda karena masih ada penindakan medis," ungkapnya.
Kadiv Humas Polri Irjen Pol Mohammad Iqbal mengatakan pihaknya masih terus menyelidiki kasus dugaan penganiayaan kepada 2 pegawai KPK yang merupakan penyelidik.
Iqbal memaparkan Polri tengah berusaha mengumpulkan semua alat bukti yang ada. Salah satunya meminta hasil visum dari dua pegawai KPK.
"Visumnya sedang kita minta. Ya di media beredar ada retak dan lain-lain, tapi kami harus membuktikan secara ilmiah, akibat apa. Kita mengumpulkan semua alat bukti termasuk pemeriksaan-pemeriksaan awal di kedua pelapor," ujar Iqbal, di Kampus UI Depok.
Mantan Wakapolda Jatim itu mengatakan polisi akan segera memanggil saksi-saksi terkait kasus tersebut.
Jenderal bintang dua tersebut juga menyebut bahwa penganiayaan ini diduga merupakan rangkaian kejadian dari kejadian sebelumnya.
"Mungkin kita kontruksikan nanti pasalnya karena diduga tidak berdiri sendiri pemukulan itu, ada peristiwa yang mengawali," jelas Iqbal
Sebelumnya, dua penyelidik KPK dikabarkan dianiaya orang saat bertugas melakukan pengecekan tentang indikasi adanya korupsi, di salah satu hotel di Jakarta.
Baca: SBY Copot Ferial Sofyan dari Jabatan Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta
Kedua penyelidik dianiaya saat ketahuan mengikuti Gubernur Papua Lukas Enembe dalam sebuah rapat di Hotel Borobudur, Jakarta.
Diketahui, Lukas Enembe sedang mengikuti rapat bersama Ketua DPRD Papua, anggota DPRD Papua, Sekretaris Daerah (Sekda) dan sejumlah pimpinan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di Hotel Borobudur.
Penyelidik KPK bernama Muhammad Gilang W tersebut diketahui oleh Sekda Papua Hery Dosinaen yang melihatnya mengambil gambar Lukas Enembe, dan melihat ada percakapan di WhatsApp dalam telepon selularnya, terkait kegiatan Lukas Enembe mengikuti rapat evaluasi bersama tim badan anggaran eksekutif, legislatif dan Kementerian Dalam Negeri itu. Rapat bertujuan untuk melakukan evaluasi terhadap APBD Papua.
Terkait kasus penganiayaan tersebut, KPK melaporkan pihak yang diduga melakukan penganiayaan ke Polda Metro Jaya. Dari proses pelaporan tadi, disampaikan bahwa kasus ini akan ditangani Direktorat Kejahatan dan Kekerasan Kriminal Umum (Jatantras Krimum) Polda Metro Jaya.(tribunnews/amryono prakoso)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.