Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Benarkah Elektabilitas PDIP Menurun Karena Ahok? Ini Penjelasan Direktur Eksekutif IPI

LSI Denny JA menggunakan sampel 1200 responden sedangkan Indikator menggunakan sampel 1220, hanya selisih 20 responden.

Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Benarkah Elektabilitas PDIP Menurun Karena Ahok? Ini Penjelasan Direktur Eksekutif IPI
TribunWow.com/Octavia Monica P
Basuki Tjahaja Purnama (BTP) atau Ahok 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Eksekutif IPI, Karyono Wibowo, mencermati menurunnya elektabilitas PDIP karena bergabungnya Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dari sisi lembaga survei.

Ia menilai ada kejanggalan dimana dua buah lembaga survei, yakni LSI Denny JA dengan Indikator, memiliki hasil berbeda meski metodologinya sama, selisih sampelnya sama atau tak jauh beda, margin errornya sama atau tak jauh beda dan waktu pelaksanaan survei juga hampir bersamaan.

Keduanya diketahui sama-sama melakukan survei di bulan Desember 2018.

LSI Denny JA menggunakan sampel 1200 responden sedangkan Indikator menggunakan sampel 1220, hanya selisih 20 responden.

Margin error LSI Denny JA 2,8 persen, margin error Indikator 2,9 persen, berarti selisih margin errornya hanya 0,1 persen. Metodologinya pun menggunakan multi stage random sampling.

Tetapi elektabilitas PDIP di dua lembaga survei selisihnya cukup mencolok meskipun elektabilitas PDIP sama sama di atas.

Elektabilitas PDIP di survei Denny JA 27, 7 persen, sementara di survei Indikator 21,6 persen; ada selisih relatif tajam 6,1 persen.

Baca: Putri Denada Girang Dapat Hadiah Boneka dari Iriana, Shakira Sampai Buat Video Unboxing Bak Youtuber

Berita Rekomendasi

Oleh karena itu, Karyono menilai asumsi sebagian pihak yang menghubungkan menurunnya elektabilitas PDIP karena masuknya Ahok di partai itu, terlalu terburu-buru.

"Saya pribadi tidak berani terlalu cepat mengambil kesimpulan bahwa menurunnya elektabilitas PDIP disebabkan oleh masuknya Ahok di partai tersebut," ujar Karyono, dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (23/2/2019).

LSI Denny JA mencatat elektabilitas PDIP menurun dari Desember 2018 sebesar 27,7 persen menjadi 23,7 persen pada Januari 2019.

Menurutnya, membuat kesimpulan menurunnya elektabilitas PDIP karena Ahok terlalu berspekulasi jika hanya dengan melihat satu data survei.

Apalagi survei LSI Denny JA, kata dia, dilakukan sebelum Ahok resmi mengumumkan masuk PDIP.

Sekedar informasi, Ahok resmi mengumumkan masuk partai tersebut pada 8 Februari, sementara LSI melakukan survei pada tanggal 18-25 Januari 2019.

Karyono pun menilai untuk mengetahui pengaruh masuknya mantan Gubernur DKI Jakarta itu terhadap elektabilitas PDIP diperlukan survei dari beberapa lembaga. Terutama dilakukan pasca bergabungnya Ahok.

Ia menjelaskan bahwa siapa saja bisa membuat analisis kualitatif berdasarkan asumsi sosok Ahok bisa menimbulkan sentimen negatif bagi PDIP. Namun, hal itu perlu dibuktikan dengan melakukan survei kuantitatif untuk menyerap persepsi publik.

Sekaligus, lanjutnya, untuk memastikan pengaruh Ahok terhadap elektabilitas PDIP perlu beberapa lembaga survei.

"Ahok memang bisa membawa dampak negarif bagi PDIP tapi di sisi lain bisa juga menimbulkan sentimen positif. Mengapa demikian, karena dalam diri Ahok terdapat dua sisi yang diametral atau sisi yang betentangan. Ahok adalah sosok kontroversial, ada yang pro dan kontra," kata dia.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas