Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kisah Dramatis Siti Aisyah, TKW yang Jadi Mata-mata Korea Utara, Ditahan Malaysia dan Kini Bebas

Akiong memberi Siti sebuah kamar kecil untuk tidur. Dari seluruh pekerja, hanya Siti yang diperbolehkan tinggal di rumah konveksi itu.

Editor: Choirul Arifin
zoom-in Kisah Dramatis Siti Aisyah, TKW yang Jadi Mata-mata Korea Utara, Ditahan Malaysia dan Kini Bebas
WARTA KOTA/IST
Paspor Siti Aisyah 

Laporan Wartawan Wartakotalive.com, Theo Yonathan Simon Laturiuw

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anda masih ingat sosok Warga Negara Indonesia (WNI) Siti Aisyah yang bekerja sebagai tenaga kerja Indonesia di Malaysia yang kemudian direkrut diam-diam sebagai mata-mata Korea Utara untuk membunuh Kim Jong Nam, yang merupakan saudara dari pemimpim Korea Utara, Kim Jong Un?

Siti sebelumnya ditahan oleh Pemerintah Malaysia atas tuduhan terlibat pembunuhan di kasus pembunuhan tersebut. Kabar terbaru, Siti Aisyah kini dibebaskan oleh Pemerintah Malaysia.   

Kabar itu disampaikan Kementerian Luar Negeri setelah sebelumnya menjadi terdakwa dalam kasus pembunuhan Kim Jong Nam di Malaysia, 17 Februari 2017 silam.

Di Pengadilan Tinggi Shah Alam, Malaysia, Senin hari ini, Jaksa Penuntut Umum Malaysia mengajukan kepada hakim untuk menghentikan tuntutan kepada Siti Aisyah.

"Atas dasar itu hakim memutuskan tuntutan kepada Siti Aisyah dihentikan dan Siti Aisyah dinyatakan bebas," sebut tata dalam konferensi pers di Kantor Kemlu RI, Pejambon, Jakarta Pusat, Senin (11/3/2019).

Lalu bagaimana lika-liku Siti Aisyah hingga menjadi TKW di Malaysia?

BERITA REKOMENDASI

Adalah Liong Akiong (56), pria yang pernah mempekerjakan Siti Aisyah di usaha konvensi miliknya di Gang Kacang, Kelurahan Angke, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat, sebelum Aisyah merantau sebagai TKW di Malaysia.

Akiong mengaku saat itu dirinya merekrut Siti Aisyah karena dirinya sedang butuh pekerja perempuan. "Saya butuh anak buah dalam waktu singkat," sebut Akiong.

Akiong kemudian memasang papan lowongan pekerjaan di gang-gang seputar Tambora. Saat Akiong sedang memasang selebaran lowongan kerja itulah Siti mendadak datang bersama saudaranya. 

Baca: Berlimpah Fitur Keselamatan dan Keamanan, Almaz Lebih Kompetitif di Segmen SUV 5-Seaters

Menyapa Akiong dan bertanya soal lowongan pekerjaan itu. "Saya langsung bilang saja, ayo kalau mau kerja. Tak perlu pakai ijazah atau apa. Dia bilangnya lulusan SMP waktu itu," kata Akiong.

Akiong menggambarkan Siti sebagai perempuan yang bertubuh kecil dengan pipi tembem. "Kulitnya tak terlalu putih saat pertama bekerja di rumah konveksi saya," ucap Akiong ketika ditemui Wartakotalive.com di rumahnya di Jalan Samarasa, Kampung Bebek, Tambora, Kamis (16/2/2017) malam.

Baca: Ketua PPP Romahurmuziy Ngotot Minta Netral, Begini Tanggapan Tegas Aa Gym dan Ustadz Abdul Somad


Saat mulai bekerka, Akiong meminta KTP Siti atau apapun. Bahkan tak tahu nama asli Siti. Siti langsung bekerja begitu saja. Mengurusi pekerjaan di bagian dalam konveksi. Dari mulai melipat jaket-jaket hasil produksi sampai merapikan rumah konveksi itu.

Akiong memberi Siti sebuah kamar kecil untuk tidur. Dari seluruh pekerja, hanya Siti yang diperbolehkan tinggal di rumah konveksi itu.

Halaman
12
Sumber: Warta Kota
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas