Begini Cerita Negosiasi Kepolisian pada Istri Terduga Teroris Sibolga
"Jadi nego itu dipimpin oleh kapolda sendiri, bersama kapolres, bupati serta dandim," kata Dedi
Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Vincentius Jyestha
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mabes Polri mengungkapkan terjadi proses negosiasi dengan istri terduga teroris Husain alias Abu Hamzah agar tak meledakkan diri dengan bom di kediamannya, di Sibolga, Sumatera Utara.
Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan negosiasi itu dilakukan sejak penangkapan sang suami pada Selasa (12/3) siang hingga Rabu (13/3) dini hari.
Baca: Polisi Temukan 2 Jasad di Kediaman Terduga Teroris Sibolga Setelah Meledakan Diri
Dedi mengungkap, Kapolda Sumatera Utara Irjen Pol Agus Andrianto memimpin negosiasi itu bersama Kapolres, Bupati dan Dandim setempat menggunakan pengeras suara masjid.
"Jadi nego itu dipimpin oleh kapolda sendiri, bersama kapolres, bupati serta dandim. Justru kita menggunakan pengeras suara masjid, takmir masjidnya juga didengar suaranya," ujar Dedi, di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Rabu (13/3/2019).
Aparat kepolisian tidak langsung masuk ke kediaman terduga teroris. Alasannya, kata dia, mereka mengutamakan keselamatan jiwa orang yang berada dalam rumah juga petugas.
Jenderal bintang satu itu mengatakan terdengar suara ledakan dari pukul 01.20 WIB sampai jam 01.40 WIB.
"Kami belum mendekat ke TKP dulu, karena khawatir ada ledakan susulan. Ternyata benar, selang beberapa menit terjadi susulan ledakan kembali. Sehingga terjadi kebakaran di rumah," kata dia.
Oleh karena itu, aparat kepolisian memanggil pemadam kebakaran (damkar) untuk memadamkan api, agar tidak meluas karena lokasinya padat penduduk.
"Kalau tidak segera dipadamkan akan terjadi kebakaran yang cukup luas. Api berhasil dipadamkan sekitar jam 04.00 WIB. Pagi baru aparat berhasil mengevakuasi tubuh korban dan siang ini baru bisa diidentifikasi," tutur mantan Wakapolda Kalimantan Tengah itu.
Seperti diketahui, Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan jika Abu Hamzah mengungkap bahwa sang istri lebih militan atau memiliki pemahaman yang lebih keras daripada dirinya.
Oleh karena itu, meski telah dilakukan negosiasi kurang lebih 10 jam istri terduga teroris tetap meledakkan dirinya.
"Abu Hamzah menyampaikan kepada penyidik densus, istrinya lebih keras pemahamannya dibanding dia sendiri. Lebih militan istrinya. Makanya setelah dilakukan negosiasi dan imbauan selama hampir 10 jam, istrinya nekat melakukan suicide bombernya itu," ujar Dedi, di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (13/3/2019).
Menurut Dedi, pihaknya telah berupaya meyakinkan istri terduga teroris agar tidak melakukan peledakan diri yang membahayakan keselamatan dirinya dan sang anak.
Upaya itu pun dilakukan dengan imbauan dari tokoh masyarakat, Kapolda Sumatera Utara Irjen Pol Agus Andrianto, bersama Bupati, Kapolres dan Dandim setempat.
"Padahal kita sudah meyakinkan di situ ada anak kecil, kasihan, terus kami coba imbau. Dengan tokoh masyarakat juga diimbau terus," kata dia.
Baca: Ledakkan Diri Setalah 10 Jam Negosiasi, Terduga Teroris Sibolga Akui Sang Istri Lebih Militan
Namun, upaya tersebut tak membuahkan hasil, meski Abu Hamzah juga telah terjun meyakinkan sang istri untuk tidak meledakkan diri. Jenderal bintang satu itu mengatakan istri terduga teroris lebih kuat terpapar oleh paham ISIS daripada Abu Hamzah.
"Ya termasuk si Abu Hamzah itu sempat menyampaikan imbauan kepada istrinya. Tapi Abu Hamzah menyampaikan kepada petugas istrinya lebih kuat terpapar paham ISIS dibanding Abu Hamzah sendiri," tukas Dedi.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.