Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

KNKT: Isi Percakapan CVR yang Beredar Itu Bohong

Kabar beredarnya isi percakapan dari Cockpit Voice Recorder (CVR) penerbangan JT610 dan JT043 ditanggapi Komite Nasional Keselamatan Transportasi.

Penulis: Reynas Abdila
Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in KNKT: Isi Percakapan CVR yang Beredar Itu Bohong
Tribunnews.com/Reynas
Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menyampaikan keterangan perihal adanya pilot lain di cockpit pada penerbangan Lion JT610 Denpasar ke Jakarta. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila

TRIBUNNEWS.COM - Kabar beredarnya isi percakapan dari Cockpit Voice Recorder (CVR) penerbangan JT610 dan JT043 ditanggapi Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).

Ketua KNKT, Soerjanto Tjahjono menyampaikan bahwa hasil download CVR merekam sejak persiapan penerbangan JT610 sampai dengan akhir penerbangan.

Sementara penerbangan JT043 sudah terhapus (overwritten) sehingga sudah tidak ada di CVR.

"Memang tidak ada rekaman JT043 Denpasar-Jakarta yang dikatakan orang bocor. Jadi jelas ini bohong dan mengada-ngada," kata Soerjanto di kantor KNKT, Jakarta, Kamis (21/3/2019).

Baca: Anggota Komando Armada 1 TNI AL Tembak Mesin Kapal Penyelundup Baby Lobster Senilai Rp 46 Miliar

KNKT menyebut isi rekaman CVR yang beredar di media tidak sama, tidak utuh, sehingga menurut KNKT isi berita itu adalah opini seseorang atau beberapa orang yang kemudian dibuat seolah-olah seperti isi CVR.

"Jadi sekali lagi kita tidak pernah menyampaikan isi CVR sampai saat ini," tambahnya.

Berita Rekomendasi

Sebelumnya Reuters mendapat tiga sumber yang tak disebutkan identitasnya mengungkapkan isi CVR Lion Air PK-LQP.

Pihak Reuters tidak memiliki rekaman maupun transkrip dari isi CVR.

Disebutkan bahwa sesaat sebelum terjatuh, Hervino diberi mandat untuk memegang kendali oleh pilot asal India, Bhavye Suneja.

Sumber pertama Reuters mengatakan kendali pesawat diberikan kepada Hervino karena Bhavye Suneja sibuk mempelajari buku manual untuk menemukan solusi saat kondisi darurat.

"Mereka sepertinya tidak tahu bahwa trim bergerak ke bawah. Mereka mengira ini hanya tentang kecepatan udara dan ketinggian. Hanya itu yang mereka bahas," kata sumber ketiga Reuters.

Dalam 9 menit berikutnya, sistem pesawat memberi tahu pilot bahwa pesawat dalam kondisi stall dan mendorong hidung pesawat ke bawah sebagai responsnya.

Pilot berusaha untuk menaikkan hidung pesawat tetapi komputer masih salah mendeteksi stall.

Akibatnya, hidung pesawat terdorong ke bawah oleh sistem trim pesawat.

Normalnya trim berguna untuk menyesuaikan permukaan pesawat sehingga tetap terbang lurus.

Usaha Hervino dan Bhavye Suneja tak berhasil, pesawat pun menukik tajam.

Kopilot Harvino hanya bisa memekikkan takbir. "Allahu Akbar....Allahu Akbar!", sementara Bhavye Suneja hanya terdiam.

"Kondisinya seperti ujian, di mana ada 100 pertanyaan dan ketika waktu habis, Anda hanya bisa menjawab 75 pertanyaan. Kemudian Anda panik. Ini bagaikan kondisi time-out," kata salah seorang sumber Reuters. 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas