Pengacara Internasional ini Sampaikan Alasan Menggugat Boeing di Pengadilan AS
Boeing telah gagal memberikan informasi yang benar kepada pilot mengenai fitur dan sistem kontrol penerbangan otomatis
Editor: Eko Sutriyanto
![Pengacara Internasional ini Sampaikan Alasan Menggugat Boeing di Pengadilan AS](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/rilis-penemuan-cvr-lion-air-jt-610_20190114_202329.jpg)
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Setelah ditemukannya bukti terbaru mengenai permasalahan desain pesawat 737 Max 8, semakin banyak keluarga korban kecelakaan pesawat Lion Air JT610 yang akan menuntut keadilan di Amerika Serikat.
“Kabar terbaru, semakin banyak keluarga korban yang memutuskan untuk bertindak, ” ujar Manuel von Ribbeck dari Ribbeck Law, salah satu pengacara dari firma hukum yang mewakili 45 keluarga korban tewas dalam kecelakaan pesawat Lion Air JT610 lalu dan telah mengajukan gugatan terhadap Boeing di pengadilan Amerika Serikat.
Dalam keterangan pers, Kamis (28/3/2019), Manuel von Ribbeck menduga Boeing bertanggung jawab atas jatuhnya Lion Air JT610 karena kondisi berbahaya yang diakibatkan oleh Maneuvering Characteristics Augment System (MCAS).
MCAS merupakan fitur keselamatan otomatis yang dirancang untuk mencegah kondisi stall, namun dapat mendorong hidung pesawat ke bawah secara paksa.
"Kami menilai Boeing telah gagal memberikan informasi yang benar kepada pilot mengenai fitur dan sistem kontrol penerbangan otomatis baru pada pesawat 737 Max 8 ini, dan kami meyakini bahwa kegagalan tersebut menciptakan kondisi sangatlah membahayakan yang tidak dapat diterima, ” kata Manuel von Ribbeck.
Baca: Persija Jakarta Tersingkir, Kalteng Putra Menang Dramatis via Adu Penalti
Setelah terjadinya kasus kecelakaan pesawat Lion Air dan Ethiopian Airlines, lebih dari 40 negara telah membatalkan penerbangan seluruh pesawat berseri 737 Max, termasuk Amerika, Australia, Uni Eropa, India, Thailand dan Malaysia.
"Negara lainnya seperti Kanada, Cina, dan Jerman juga telah menghentikan penggunaan pesawat 737 Max 8 karena khawatir terhadap keselamatan penumpang, ”ujar von Ribbeck.
Berdasarkan data pelacak yang ditemukan di dalam pesawat Lion Air JT 610, pilot tidak dapat mengangkat hidung pesawat dan menjaga ketinggian di udara karena sistem tersebut secara otomatis mendorong pesawat ke bawah terus menerus sebanyak 20 kali.
Karena potensi bahaya yang dapat diakibatkan oleh MCAS pada pesawat Boeing 737 Max 8, Federal Aviation Administration dan regulator AS harus mengeluarkan perintah pada bulan November 2018 dan menerbitkan Emergency Airworthiness Directive (Perintah Kelaikan Udara Darurat) untuk semua pesawat 737 Max 8 dan Max 9 – serta mengumumkan peringatan "kondisi tidak aman" karena sistem dapat mendorong hidung pesawat ke bawah dengan kuat, menyebabkan hilangnya ketinggian secara signifikan, dan dapat bertabrakan dengan daratan."
"Banyak yang bertanya mengapa kasus Lion Air harus dibawa ke pengadilan Amerika dan bukan di Indonesia. Perlu diingat bahwa Boeing berkantor pusat di Chicago, semua desain dan bukti pembuatan pesawat yang dilakukan Boeing terkait 737 Max 8 berada di Amerika. Sejumlah institusi di Amerika juga sedang menyelidiki sertifikasi FAA atas pesawat 737 Max, “ujar Manuel von Ribbeck.
Menurutnya, perkara mengenai keamanan pesawat yang diproduksi di Amerika harus diajukan di pengadilan negara tersebut.
“Terlebih lagi, sudah terjadi dua kecelakaan udara yang melibatkan pesawat 737 Max 8 dalam jangka waktu lima bulan. Hal ini semakin membuktikan bahwa ada masalah keselamatan dalam pesawat tersebut yang dapat mempengaruhi penumpang di seluruh dunia, tak hanya di Indonesia atau Ethiopia. Kami meyakini masalah ini hanya dapat diselesaikan di Amerika, di mana Boeing berada," ujar Manuel von Ribbeck.
Monica Kelly dari Ribbeck Law mengatakan, setelah terjadinya kasus Lion Air dan Ethiopian Airlines, sudah saatnya untuk meninjau kembali regulasi yang mengatur penyelidikan kecelakaan udara baik di dalam negeri maupun seluruh dunia.Ketika kecelakaan udara terjadi, produsen pesawat, produsen komponen pesawat, dan badan pemerintah akan dilibatkan.
Namun sayangnya pengacara independen seing tidak dilibatkan untuk mewakili keluarga korban yang ditinggalkan oleh orang-orang yang mereka cintai.
Apabila produsen pesawat menyebabkan kematian anak saya, tentunya saya tidak mau produsen pesawat itu menyelidiki dirinya sendiri dan saya akan mendatangkan pengacara independen yang dapat mewakili kepentingan saya sebagai keluarga korban.
Kelly menambahkan, NTSB, ICAO, dan organisasi serupa lainnya harus mempertimbangkan untuk melibatkan pengacara atau penyelidik yang ditunjuk oleh keluarga untuk memastikan bahwa tidak ada pengaruh yang tidak benar dari Boeing atau pihak lain.
Austin Bartlett dari BartlettChen LLC mengatakan, dengan perhatian terfokus pada larangan penerbangan pesawat 737 Max 8 di seluruh dunia dan perbaikan keselamatan udara, kami berharap Boeing tidak akan melupakan 346 korban yang tewas dalam kecelakaan ini.
"Kami sangat terkejut mendengar berita dari New York Times bahwa keluarga korban kecelakaan Lion Air hanya ditawarkan kompensasi sebesar $91.600 oleh Lion Air dengan syarat keluarga korban harus melepaskan gugatan mereka terhadap Boeing," katanya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.