Rosyid Sepakat dengan Pernyataan Hendropriyono Soal Pertarungan Ideologi pada Pemilu 2019
Mantan Kepala BIN AM Hendropriyono, beberapa waktu lalu mengungkapkan, bakal terjadi pertarungan antara dua ideologi berbeda saat Pemilu 2019.
Penulis: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) AM Hendropriyono, beberapa waktu lalu mengungkapkan, bakal terjadi pertarungan antara dua ideologi berbeda saat Pemilu 2019.
"Pemilu kali ini yang berhadap-hadapan bukan saja hanya subjeknya. Orang yang berhadapan bukan hanya kubu, kubu dari Pak Jokowi dan kubu dari Pak Prabowo, bukan. Tapi ideologi," tutur Hendropriyono ketika itu di Jakarta, Kamis (28/3/2019).
Hendropriyono mengatakan, yang bertarung pada Pemilu kali ini adalah ideologi Pancasila berhadapan dengan khilafah.
Dirinya meminta masyarakat harus mulai menentukan pilihan dan memahami calon pemimpin yang dipilih pada Pemilu 2019.
"Bahwa yang berhadap-hadapan adalah ideologi Pancasila berhadapan dengan ideologi khilafah. Tinggal pilih yang mana. Rakyat harus jelas mengerti. Bahwa dia harus memilih yang bisa membikin dia selamat," ujar Hendropriyono.
Baca: Gibran Rakabuming Komentari Penangkapan Pendiri PA 212 Ustaz Bukhori Muslim soal Penipuan Visa Haji
Pernyataan Hendro ini diamini oleh Abdul Rosyid Arsyad, Ketua Umum Komite Pedagang Pasar (KPP). Senada, ia juga melihat pertarungan Pemilu sekarang ini adalah dua ideologi berbeda.
Baca: Politikus Gerindra Sebut Amplop dalam Kasus Bowo Sidik Digunakan untuk Pilpres
"Pernyataan mantan KaBIN Hendropriyono soal pertarungan ideologi Pancasila dan Khilafah dalam Pilpres pemilu 2019 memang benar adanya," kata Rosyid Arsyad kepada wartawan.
Rosyid menuturkan masyarakat harus memilih capres dan cawapres yang selalu mengusung ideologi Pancasila untuk bersama-sama membangun Indonesia yang lebih baik meskipun dalam keberagaman.
Baca: Link Download Lagu Kill This Love BLACKPINK - Gudang Lagu MP3 Lengkap Satu Album hingga Video Klip
"Yang bisa mempersatukan agama, suku, budaya dan bahasa yang ada di Indonesia, hanya terdapat di sosok pasangan nomor urut 01. Saya dalam kesempatan ini mengajak pedagang dan masyarakat Indonesia untuk memilih mereka," katanya.
Lebih lanjut rosyid juga menjelaskan selama kepemimpinan Jokowi pemerataan pembangunan hampir dilakukan di seluruh wilayah Indonesia khususnya di wilayah Indonesia.
"Kita lihat pembangunan infrastruktur khususnya jalan tol, pelabuhan, bandara dan di desa desa. Dimana pembangunan ini tentunya memudahkan pengusaha untuk memangkas jarak tempuh dan tentunya membuat biaya transportasi semakin berkurang," tegasnya.
Prabowo Bantah Dukung Khilafah
Calon presiden Prabowo Subianto menjawab tuduhan dirinya yang dianggap membela kelompok khilafah dan akan mengubah Pancasila jika terpilih dalam Pilpres 2019.
Hal itu disampaikan Prabowo saat debat keempat Pilpres di Hotel Shangri-La, Jakarta, Sabtu (30/3/2019) malam.
Prabowo awalnya meyakini bahwa rivalnya, capres Joko Widodo, adalah seorang yang berpegang pada Pancasila, patriot, dan nasionalis. Namun, kata Prabowo, ada pendukung Jokowi yang melontarkan tuduhan bahwa dirinya membela khilafah hingga bakal melarang tahlilan. "Ini sesuatu yang sangat tidak masuk akal," kata Prabowo.
Ia menyebut dirinya lahir dari seorang ibu yang beragama Nasrani. Sejak muda, ia mengaku sudah mempertaruhkan diri untuk membela Pancasila dan negara. "Bagaimana saya dituduh akan mengubah Pancasila. Sungguh kejam itu." kata Prabowo.
Diketahui, Pemilu Serentak digelar 17 April 2019 mendatang. Pesta demokrasi lima tahunan kali ini tak hanya memilih presiden dan wakil presiden, melainkan anggota legislatif.
Pilpres sendiri diikuti dua pasangan calon. Keduanya adalah capres dan cawapres nomor urut 01 Jokowi- Ma'ruf Amin serta capres dan cawapres nomor urut 02 Prabowo- Sandiaga Uno. (Tribunnews.com/Warta Kota/Kompas.com)