Implementasikan Jiwa Ukhuwah Islamiyah, Alumni Gontor 76 Temu Kangen di Martapura
Acara ini dihadiri oleh sekitar 50 tamatan Gontor tahun 1976 (G76) beserta isteri yang berasal dari berbagai kota di Indonesia.
Editor: Husein Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, MARTAPURA - "Tajammu' Akbar Alumni Gontor 1976" Demikian tajuk yang tertulis dalam back drop acara reuni para alumni Pondok Modern Gontor Ponorogo Jawa Timur yang berlangsung tiga hari, mulai tanggal 19 hingga 21 April 2019, di Pondok Pesantren Darul Hijrah Putri - Martapura Kalimantan Selatan. Acara ini dihadiri oleh sekitar 50 tamatan Gontor tahun 1976 (G76) beserta isteri yang berasal dari berbagai kota di Indonesia.
Dalam acara utama temu kangen yang digelar pada Jum'at malam, tanggal 19 April lalu, Pengasuh sekaligus Pendiri Pondok Pesantren Darul Hijrah, KH Nasrul Mahmudi memaparkan sejarah pesantren sejak berdiri tahun 1986.
Pondok Pesantren alumni Gontor ini dirintis dari nol hingga jumlah santri putri saat ini mencapai sekitar 1.800an dan santri putra sekitar 1.500an dalam waktu kurang lebih 30 tahun. "Pesantren Darul Hijrah dimulai dengan hanya 4 santri", kenangnya.
Para peserta reuni G76 yg ke 5 ini sangat mengapresiasi kegigihan dan ketekunan para pendiri, pengasuh, dan guru-guru yang didasari keikhlasan. "Kalian tinggal pilih antara pesantren yang mati duluan ato kyainya," demikian pesan yang disampaikan oleh KH Hasan Sahal selaku Pimpinan Pondok Modern Gontor kepada KH Nasrul Mahmudi. Pesan ini sangat membekas di benaknya dan ia bertekad memastikan Pesantren Darul Hijrah tetap hidup saat ia mati.
Tradisi pertemuan para alumni Pondok Modern Gontor ini merupakan manifestasi dari jiwa ukhuwah Islamiyah, salah satu panca jiwa yang ditanamkan oleh Gontor kepada para santri.
Gontor bisa dibilang berhasil mencetak alumni yang tidak hanya mumpuni dalam soal agama, tapi juga berprestasi dalam bidang yang digeluti oleh masing-masing santri. Banyak alumni yang menjadi pengusaha sukses, profesional, maupun politisi tangguh. Semua selalu perpegang pada panca jiwa Pondok Modern Gontor, yakni jiwa keikhlasan, kesederhanaan, berdikari, ukhuwah Islamiyah, dan jiwa kebebasan.
Di sela-sela acara utama tajammu', para peserta diberi kesempatan untuk mengenal tradisi di Kalimantan Selatan. Pada Sabtu pagi, peserta bersarapan di perahu Klotok sambil menyusuri sungai Martapura dengan pasar apungnya. Para isteri pun tidak luput mendapatkan kesempatan berbelanja batik khas Kalimantan Selatan, Sasirangan, dan permata di pasar Batuah.
Acara Sabtu malam diisi dengan ramah tamah dan bincang-bincang terkait kegiatan-kegiatan alumni G76 serta rencana program-program yang memberi manfaat untuk umat, termasuk rencana pendirian pesantren di Jawa Barat. "Pesantren ini sebagai langkah konkrit alumni G76", demikian kata Emnis Anwar sebagai Ketua Panitya Reuni G76.
Pada Ahad pagi, peserta ziarah ke makam Guru Sekumpul dan mengunjungi obyek wisata gunung Kiram sebelum kembali ke kota masing-masing.
Panitya penyelenggara acara temu kangen berterima kasih kepada tuan rumah dan segenap peserta atas sukses nya acara reuni. Diharapkan acara ini akan lebih mempererat tali Silaturrahim dan ukhuwah Islamiyah keluarga besar alumni G76, sekaligus menambah semangat untuk memberikan sumbangsih kepada agama dan bangsa.