BPN Prabowo-Sandiaga Apresiasi Masyarakat Mengawal Pemilu yang Dinilai Paling Rumit
"Terima kasih juga atas semangat untuk menjaga pemilu 2019, sebuah pemilu terumit di dunia," katanya
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Taufik Ismail
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga menerima puluhan ribu foto C1 plano dari anggota komunitas relawan pendukung Prabowo-Sandiaga, Selasa, (23/4/2019) 2019.
Foto C1 Plano tersebut langsung diterima direktur Relawan Prabowo-Sandiaga, Ferry Mursyidan Baldan di Posko Pemenangan Prabowo-Sandiaga, Jalan Sriwijaya, Jakarta Selatan.
Baca: Hinca Setuju Pemilu Serentak Berikutnya Dibagi Dua Jenis
"Terima kasih juga atas semangat untuk menjaga pemilu 2019, sebuah pemilu terumit di dunia. Kami membuka diri atas masukan-masukan dari masyarakat," kata Ferry.
Mantan Kepala Badan Pertanahan Nasional itu mengatakan partisipasi pemilih saat ini sangat tinggi. Begitu juga kepedulian masyarakat menjaga suara yang telah diberikan.
"Pengumpulan C1 adalah bentuk partisipasi yang luar biasa. Emak-emak, anak muda, semuanya ingin memastikan supaya suaranya tidak dibawa lari ataupun dimanipulasi," kata Ferry.
Sementara itu komunitas relawan yang mengumpulkan foto C1 adalah Gerakan Milenial Indonesia (GMI). Perwakilan GMI, Vinny Nuraini mengatakan bahwa pengumpulan foto C1 dilakukan agar tidak ada salah input data suara.
Pihaknya juga telah telah membentuk dua simpul relawan yang bertugas mengumpulkan foto C1 dan memantau situs hitung milik Komisi Pemilihan Umum (KPU).
"Kami tidak ingin perolehan suara masyarakat diinput secara salah ke website KPU. Kami mengajak seluruh masyarkat Indonesia untuk mengawal C1 kemudian memantau situs hitung KPU dan mendokumentasikannya jika ada kesalahan," katanya.
Baca: Ace Hasan: Sistem Pemilu Serentak Perlu Dievaluasi
Perwakilan komunitas relawan Ruang Sandi Dimas Akbar mengatakan, bahwa foto C1 plano akan menjadi sumber data primer untuk memverifikasi apakah hasil hitung cepat yang dilakukan KPU benar.
"Kiita harus kawal C1 dimana ini akan menjadi sumber data primer dari tangan pertama untuk nanti memverifikasi apakah hasil hitung cepat dan yang ditampilkan oleh website KPU itu benar atau tidak," kata Dimas.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.