Jakarta akan Disulap Seperti New York
JK berpandangan, pemisahan pusat pemerintahan dan pusat perdagangan memang diperlukan, seperti halnya di Amerika Serikat.
Editor: Malvyandie Haryadi
Jokowi memastikan pemindahan ibu kota di luar Pulau Jawa, karena pemerintah memikirkan puluhan tahun atau ratusan tahun yang akan datang.
Selain itu, pemerintah juga menilai alasan pemindahan ibu kota ke luar Pulau Jawa karena Pulau Jawa sudah padat penduduk.
"Kita memiliki 17ribu pulau tapi di Jawa sendiri penduduknya 57 persen dari total penduduk di Indonesia. Semuanya memang ke depan sudah tidak memungkinkan lagi sehingga kemarin saya putuskan di luar Jawa pindahnya," tambah Jokowi.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyatakan keputusan pemerintah memindah ibukota Jakarta ke luar Jawa tidak memengaruhi pembangunan Jakarta.
Ia menegaskan Jakarta akan tetap menjadi pusat bisnis karena yang dipindah ke luar Jawa hanya pusat pemerintahan Indonesia.
"Tadi saya sampaikan juga dalam rapat bahwa pemerintahan di Jakarta atau luar Jakarta, masalah-masalah yang ada di Jakarta tetap harus diselesaikan," kata Anies usai rapat terbatas terkait pemindahan Ibu Kota di Kantor Presiden.
Duta Besar Australia Untuk Indonesia, Gary Francis Quinlan usai bertemu Anies Baswesdan mengatakan bahwa rencana pemindahaan Ibu Kota sebenarnya tak hanya dibahas saat ini saja. Melainkan sudah dibahas sejak era kepemimpinan Presiden Soekarno beberapa puluh tahun lalu.
"Terlalu dini untuk membicarakan hal tersebut. Saya sendiri mendengar kabar itu dari pemerintah kemarin, dan ini menarik perhatian banyak orang. Isu ini sudah dibahas sejak dulu bahkan ketika era presiden Sukarno," kata Gary.
Sebagai anggota diplomatik, Gary mengaku menunggu kepastian yang diberikan oleh Pemerintah Indonesia soal rencana tersebut.
Apalagi, rencana ini masih dalam tahap pembahasan saja dan belum diputuskan. Ia pun mengaku akan menunggu undangan terkait apabila nantinya diundang untuk membicarakan rencana perpindahan tersebut.
"Bagi saya sebagai diplomat, kami menunggu keputusan Indonesia soal pemindahan Ibu Kota dan tentu juga menunggu undangan dari pemerintah terkait hal tersebut. Hal ini merupakan wewenang pemerintah Indonesia dan kita akan menerima keputusan yang diambil," katanya.
Kepada wartawan, Gary mengaku berat meninggalkan DKI Jakarta. Meski begitu ia mengatakan akan tetap menyetujui apapun keputusan yang diambil oleh Presiden Joko Widodo.
Menengok berbagai aspek budaya dan pariwisata yang dimiliki oleh Indonesia, Gary meyakini bahwa daerah manapun yang nantinya dipilih oleh Pemerintah sebagai Ibu Kota negara, merupakan tempat yang nyamam untuk ditinggali oleh seluruh masyarakat, termaksud dengan anggota diplomatik.
"Saya sendiri ingin tetap di Jakarta, tapi ya tergantung. Karena Indonesia adalah negara yang fantastis seperti dalam promosi pariwisatanya, disebutkan bahwa Indonesia adalah negara yang sangat menakjubkan. Indonesia itu sangat nyaman untuk ditinggali sehingga dimanapun kita berada di Indonesia, kita tetap nyaman," paparnya. (tribun network/rin/ther/sen/tribun jakarta)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.