Langkah Jokowi Pindahkan Ibu Kota, Undang Semua Gubernur Kalimantan hingga Tinjau Calon Lokasi
Langkah Jokowi pindahkan Ibu Kota dari Jakarta, diskusi dengan gubernur di semua wilayah yang berpotensi hingga tinjau calon lokasi.
Editor: Fitriana Andriyani
Presiden lalu menyampaikan sudah ada tiga daerah yang telah menyiapkan lahan untuk Ibu Kota baru. Namun Jokowi tidak menyebut nama tiga daerah yang dimaksud.
"Kami siapkan tiga alternatif daerah yang juga menyiapkan lahannya. Ada 80 ribu hektar, 120 ribu hektar, dan 300 ribu hektar," kata Jokowi.
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu memastikan lahan di tiga daerah tersebut lebih dari cukup untuk membangun sebuah ibu kota baru menggantikan DKI Jakarta.
Total kebutuhan lahan ibu kota berdasarkan hasil kajian Bappenas hanga sebesar 30.000-40.000 hektar dengan biaya mulai Rp 323 triliun hingga Rp 466 triliun.
Presiden Jokowi pun berjanji akan mengkonsultasikan lebih jauh mengenai pemindahan Ibu Kota ini kepada seluruh lembaga terkait, baik dari segi hukum atau pun politik.
Dalam kesempatan itu, Presiden juga memberi jaminan bahwa pemindahan Ibu Kota tak akan membebani anggaran negara.
"Artinya anggaran, kita siap menjalankan keputusan ini, tetapi saya sampaikan ke Menkeu tidak membebankan APBN, cari skema agar APBN tidak terbebani," ujar Jokowi.
Baca: Dikunjungi Jokowi, Kawasan Bukit Soeharto Jadi Alternatif Lokasi Ibu Kota Baru, Ini Kelebihannya
Baca: Kunjungi Calon Ibu Kota Negara di Kaltim, Begini Respon Jokowi
Tinjau Calon Lokasi
Keesokan harinya, atau pada Selasa (7/5/2019), Presiden Jokowi langsung meninjau lokasi yang potensial menjadi Ibu Kota baru.
Lokasi pertama yang dikunjungi Jokowi adalah di Kalimantan Timur, tepatnya di kawasan Bukit Soeharto yang berlokasi di Kawasan Taman Hutan Raya, Kecamatan Samboja, Kabupaten Kutai Kartanegara.
Selama peninjauan berlangsung, Kepala Negara mendapatkan paparan dari Wakil Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim) Hadi Mulyadi dan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kaltim Zairin Zain.
"Memang ada beberapa lokasi yang sudah kira-kira 1,5 tahun ini dikaji yang salah satunya adalah di Kalimantan Timur yang kurang dan lebih kita datangi siang hari ini," ujar Presiden kepada wartawan usai melakukan peninjauan.
Jokowi menyebut bahwa kawasan Bukit Soeharto memiliki sejumlah keunggulan. Misalnya kelengkapan infrastruktur pendukung yang telah tersedia di sekitar kawasan.
Keberadaan sarana pendukung tersebut dapat menghemat biaya pembangunan.
"Di sini saya melihat semuanya sangat mendukung. Kebetulan ini berada di tengah-tengah jalan tol Samarinda-Balikpapan. Kemudian kalau kita lihat di Balikpapan ada airportnya, Samarinda juga ada airportnya. Sudah enggak buat airport lagi, sudah ada dua. Pelabuhan juga sudah ada," tuturnya.
Meski demikian, Presiden menegaskan bahwa pemindahan dan penyiapan ibu kota baru tidak hanya berkutat pada kesiapan infrastruktur saja.
Banyak aspek lain yang masih harus dikaji oleh pemerintah dan dikonsultasikan dengan sejumlah pihak terkait sebelum mengambil keputusan.
"Kajian itu tidak hanya urusan infrastruktur. Ada kajian sosial-politiknya seperti apa. Ini yang perlu dipertajam. Kemudian urusan lingkungan dan kebutuhan air seperti apa. Apakah jauh dari sisi kebencanaan entah banjir atau gempa bumi," ucapnya.
Pada Rabu (8/5/2019) hari ini rencananya Jokowi akan melanjutkan kunjungannya ke Kalimantan Tengah, yang juga menjadi salah satu calon lokasi Ibu Kota baru.
Baca: Tawa Menghiasi Saat Jokowi Tinjau Calon Lokasi Ibu Kota Negara di Kawasan Bukit Soeharto Kaltim
Baca: Tinjau Kalimantan Timur, Jokowi Cek Kelayakan Calon Ibu Kota Negara
(Kompas.com/Ihsanuddin)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Langkah Kebut Jokowi Pindahkan Ibu Kota...".