Polisi Sebut Daya Ledak Bom Pipa yang Diamankan di Bekasi Lebih Besar dari Bom Sibolga
"Untuk bom pipa ini high explosive, kalau di Sibolga low explosive. Jadi daya ledaknya lebih tinggi dengan daya ledak di Sibolga," katanya
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
TRIBUNNEWS.COM, BEKASI - Dua terduga teroris kelompok JAD ditangkap tim Densus 88 Anti-teror di Bekasi.
Selain menangkap dua terduga teroris tersebut, tim Densus 88 Anti-teror juga mengamankan dua bom pipa dan sejumlah bahan peledak lainnya dari gerai HP Wanky Cell di Bekasi Utara, Kota Bekasi, Rabu (8/5/2019).
Baca: Bom yang Disita dari Terduga Teroris di Bekasi Disebut Polisi Berdaya Ledak Besar
Dua terduga teroris yang dibekuk adalah EY (27) dan YM (18).
EY dibekuk di sebuah SPBU di Jakarta Timur.
Sementara YM yang baru lulus SMA ini dibekuk di rumah kontrakan di Rawa Lumbu, Bekasi.
Karo Penmas Divisi Humas Polri, Brigjen Dedi Prasetyo menjelaskan, EY adalah pemilik Toko Ponsel Wanky Cell di Bekasi Utara, yang digeledah Densus 88 dan ditemukan dua bom dan sejumlah bahan peledak di sana.
Penangkapan EY dan YM ini katanya merupakan hasil pengembangan penangkapan 6 terduga teroris kelompok jaringan JAD Lampung yang dipimpin SL (34) pada 4 dan 5 Mei lalu di Bekasi dan Tegal.
Bahkan kata Dedi, EY merupakan penyandang dana kelompoknya dan kelompok SL.
"Peran EY ini juga sebagai penyandang dana. Selain itu dia juga leadernya SL," kata Dedi di Mabes Polri, Kamis (9/5/2019).
Pendanaan untuk mobilitas anggota jaringan serta membuat bom, didapat EY dari usahanya membuka toko ponsel Wanky Cell.
Menurut Dedi, jaringan kelompok EY ini berbeda dengan kelompok SL.
EY adalah Amir JAD Bekasi sementara SL adalah pimpinan JAD Lampung.
"EY adalah seorang amir JAD Bekasi. Dia menggantikan amir yang sudah ditangkap beberapa tahun lalu oleh Fensus 88 ketika terjadi peristiwa kasus bom Thamrin," kata Dedi.
Rekam jejak EY dan SL katanya juga berbeda.