Alur Cerita Konflik Hanura Hingga OSO-Wiranto Saling Menyalahkan soal Turunnya Perolehan Suara
Baru-baru ini, keregangan itu seolah kembali muncul di tengah Wiranto dan Oesman Sapta Odang pasca-pemungutan suara
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
Benny mengaku kecurigaannya ini makin kuat setelah Wiranto baru-baru ini mengkritik perolehan suara Partai Hanura.
"Pernyataan itu tidak etis dan bahkan jahat menurut saya. Apalagi pernyataan itu dilontarkan oleh seorang pemimpin yang mengaku sebagai pendiri partai," kata Benny.
Benny menilai, dengan menyebut ada yang salah dari perjuangan Hanura, Wiranto sudah membuat para kader Hanura di seluruh Indonesia patah semangat.
Padahal, proses penghitungan suara oleh KPU saat ini masih terus berjalan.
Para kader dan simpatisan Hanura seluruh Indonesia pun masih melakukan pengawalan terhadap proses penghitungan suara.
Benny sendiri masih merasa optimistis partainya bisa lolos ke DPR dan melewati ambang batas suara empat persen.
"Tapi Wiranto sudah mengeluarkan pernyataan yang secara tidak langsung itu men-down grade semangat dan militansi kader di bawah yang hingga hari ini sedang berjuang melalukan pengawalan penghitungan suara di semua tingkatan di seluruh tanah air," kata Ketua DPP bidang Organisasi, Kaderisasi dan Keanggotaan Partai Hanura ini.
Wiranto sebelumnya menilai, ada yang salah dari partainya sehingga tidak lolos ke DPR dalam pemilu 2019 berdasarkan hasil hitung cepat sejumlah lembaga.
"Kalau dulu lolos sekarang tidak lolos berarti perjuangannya ada yang salah, ada yang kurang, tinggal diintrospeksi lagi," kata Wiranto di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (22/4/2019).
Wiranto menceritakan, Hanura ia dirikan pada 2006.
Partai ini langsung lolos ke DPR pada pemilu 2009.
Lalu pada pemilu 2014, Hanura kembali lolos ke Senayan dengan suara yang meningkat.
Baca: Wiranto: Kesalahan Saya Cuma Satu Menunjuk Pak Oso Jadi Ketum Hanura
Belakangan, Wiranto melepas kursi ketua umum Hanura dan menyerahkan ke Oesman Sapta Odang.
"Kalau kemudian 2019 gak lolos ya enggak ada masalah, karena parpol itu momen perjuangan, perjuangan secara kolektif kan," kata dia. (Tribunnews.com/Taufik Ismail/Theresia Felisiani/Kompas.com)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.